Sabtu, 30 Maret 2013

PENOLAKAN KURIKULUM 2013 BUKAN PEMAIN INTI

M Nuh Menteri Pendidikan dan Kebudayan KENDAL, KOMPAS.com

— Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Mohammad Nuh enggan mendengarkan penolakan terhadap Kurikulum 2013. Sebab, kata dia, penolakan dilakukan bukan oleh pemain inti. "Perdebatannya bukan pada pemain inti yang bertanggung jawab langsung terhadap adanya kurikulum ini," kata Nuh saat dijumpai di Kantor Bupati Sejauh ini, kata Nuh, penyelenggara maupun pengelola sekolah, baik negeri maupun swasta yang berpengaruh, menerima adanya perubahan kurikulum. Mereka berasal dari Nahdlatul Ulama (NU), Muhammadiyah, dan Majelis "Mereka ini tidak ada yang menolak. Yang ramai nolak itu yang enggak punya sekolahan dan bukan pengelola sekolahan," ujarnya. Awalnya Nuh berjanji akan mempertimbangkan betul apabila arus penolakan terhadap kurikulum ini berasal langsung dari NU, Muhammadiyah, atau Majelis Pendidikan Kristen. Namun, saat ini pandangan yang mengemuka justru berasal dari pihak yang tidak berkepentingan langsung. "Kalau memang yang menolak itu berkepentingan langsung, pasti akan dipertimbangkan betul. Tapi, ramainya pandangan ini tidak signifikan karena bukan yang berkepentingan langsung," tandasnya.

JANJI KAWAL UN

JUM, MARET 29, 2013 12:41:10 PM JUM, MARET 29, 2013 12:41:10 PMMenteri Pendidikan Muhammad Nuh KENDAL, KOMPAS.com - Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Muhammad Nuh menjanjikan pengawalan ketat atas soal ujian nasional (UN), agar tidak ada kebocoran. Pengawalan itu dilakukan, mulai sejak proses pembuatan dan penggandaan di percetakan, sampai pendistribusian di daerah-daerah. Nuh mengatakan, soal UN untuk SMA/SMK/MA sudah diselesaikan. Beberapa hari sebelum pelaksanaan UN, soal tersebut akan didistribusikan ke provinsi dan kemudian diteruskan ke kabupaten/kota. "Soal UN tinggal didistribusikan saja," kata M. Nuh, di Kendal Jawa Tengah, Jumat Sementara itu, Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Kendal, menjelaskan banyak 43.573 siswa dari berbagai jenjang pendidikan di Kabupaten Kendal, sudah siap mengikuti UN yang akan dimulai pada 15 April sampai 6 Mei Dari jumlah peserta UN sebanyak 43.573 itu, peserta pada pendidikan dasar SD/ MI, sebanyak 16.347 siswa, peserta UN tingkat SLTP (SMP/Mts) sebanyak 14.453 siswa, sedangkan peserta UN pendidikan SLTA yaitu SMA/MA dan SMK masing-masing 5.239 dan 5429 siswa. Sementara peserta UN dari jenjang pendidikan kesetaraan yaitu Paket A sebanyak 93 siswa, paket B, 712 siswa, paket B Wustho 426 siswa santri dan paket C, 874 siswa. "Untuk mempersiapkan UN supaya berjalan dengan baik dan sukses, kami telah dan akan melakukan kegiatan pemantapan, yaitu bedah standar kelulusan, kegiatan try out/ uji coba masing tingkatan tiga kali dan lomba cerdas cermat (LCC) khusus UN SD," kata Muryono.

WACANA SEKOLAH GRATIS AKAN DIHAPUS

JUM, MARET 29, 2013 10:09:58 PM JUM, MARET 29, 2013 10:09:58 PMMenteri Pendidikan dan Kebudayaan M Nuh KUDUS, KOMPAS.com — Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Mohammad Nuh mengaku belum mengetahui apa benar Pemprov DKI akan menghapus sekolah gratis di Jakarta. Namun, dia mengingatkan, biaya pendidikan memang harus ditanggung negara. "Apa benar mau jadi dihapus apa enggak, kita kan belum tau pasti juga. Tapi yang pasti, saya ingatkan lagi kalau biaya pendidikan sesuai dengan amanah undang-undang harus ditanggung oleh negara," kata Nuh saat dijumpai seusai mengunjungi Akademi Kebidanan di Kudus, Jumat (29/3/2013). Dalam hal ini, pembiayaan ditanggung negara dimaksudkan adalah pemerintah pusat dan pemerintah daerah. Meski pemerintah pusat telah memberikan pendanaan cukup besar untuk kelangsungan pendidikan di daerah, pemerintah daerah tetap harus berkontribusi. "Kami ingin berpesan bahwa menarik atau melakukan perubahan untuk membebankan pembiayaan pendidikan pada masyarakat itu harus dikaji matang," ujar Nuh. "Harus cermat, hati-hati, dan tidak tergesa-gesa karena seluruh pendidikan dasar harus ditanggung pemerintah. Untuk pendidikan menengah, tahun ini kan ada Pendidikan Menengah Universal (PMU) yang dananya juga daerah," tandasnya. Sebelumnya, Wakil Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama sempat menyatakan bahwa seluruh siswa di Jakarta, baik yang ada di sekolah swasta maupun negeri, diharuskan membayar sekolah. Langkah ini dilakukan dengan pertimbangan agar DKI dapat bertindak lebih adil. Namun, Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo menegaskan bahwa bukan sekolah gratis yang dihilangkan. Menurutnya, hanya sistem BOP yang diperbaiki.

Jumat, 29 Maret 2013

KAM, MARET 28, 2013 5:01:24 AM KAM, MARET 28, 2013 5:01:24 AMAksi menolak kurikulum 2013 yang dilakukan Aliansi Revolusi Pendidikan di depan gerbang Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, pada Rabu (27/3/2013). JAKARTA, KOMPAS.com - Pelaksanaan Kurikulum 2013 tinggal empat bulan lagi, tetapi banyak guru merasa belum siap menerapkan kurikulum itu. Hal itu disebabkan informasi yang tidak utuh dan jelas mengenai konsep dan Sejumlah organisasi guru, antara lain Federasi Serikat Guru Indonesia (FSGI), Federasi Guru Independen Indonesia (FGII), dan Koalisi Pendidikan, serta organisasi guru di sejumlah daerah menolak Kurikulum 2013. Aspirasi itu disampaikan Aliansi Revolusi Pendidikan saat bertemu Wakil Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Bidang Pendidikan Musliar Kasim dan pejabat Guru-guru menolak Kurikulum 2013 dan berharap pemerintah menunda pelaksanaan kurikulum itu karena belum siap. ”Terlalu terburu-buru,” kata Ketua FGII Iwan Hermawan, kemarin. Pelatihan guru akan dilakukan 52 jam Sekretaris Jenderal FSGI Retno Listyarti menambahkan, materi kurikulum yang sangat kompleks tak bisa diajarkan dalam 52 jam. Apalagi, ada guru yang belum pernah mendapat pelatihan pengembangan kompetensinya. Oleh karena informasi yang tidak utuh pula, guru khawatir tidak dapat mengembangkan ilmu sesuai bidang studinya, bahkan akan kehilangan pekerjaan. Pada Kurikulum 2013, mata pelajaran TIK, muatan lokal SMP/SMA, dan muatan lokal (Bahasa Inggris) di SD dihapus. Di Jakarta, sejumlah guru yang dihubungi mengaku bingung. ”Sosialisasi baru struktur kurikulum mengenai jumlah mata pelajaran dan jam pelajaran. Implementasi teknisnya belum detail sehingga kami agak bingung memutuskan,” kata Tety Sulastry, Wakil Kepala SMKN 24 Jakarta Bidang Hal sama diungkapkan Kasmawati, Kepala SDN 2 Lamokato, Kolaka, ”Meski pembelajaran tematik dikenal di SD, implementasinya jauh dari harapan. Guru perlu pendampingan intensif,” kata dia, yang dipilih sebagai Menanggapi kekhawatiran para guru, Wamendikbud Musliar Kasim menjamin takkan ada guru yang dirugikan. Bila ada yang belum siap, dinilai wajar karena pelatihan guru khusus untuk Kurikulum 2013 belum dimulai. Saat pelatihan, setiap guru akan memperoleh buku panduan guru berisi ”Buku panduan akan ada untuk setiap mata pelajaran. Di pelatihan akan ada cara guru mengajar materi di dalam buku pegangan siswa,” kata Musliar. Pada akhir pertemuan kemarin, beberapa perwakilan Aliansi Revolusi Pendidikan meminta pemerintah melakukan uji publik Kurikulum 2013 pada masyarakat. Harapannya, publik bisa menilai kelayakannya. (LUK/ELN)

Selasa, 05 Maret 2013

CINTA BERSEMI KEMBALI DI TANAH RENCONG

RESENSI BUKU

Judul Buku   : Sunset in Weh Island
Penulis          : Aida M.A.
Penerbit        : Bentang Belia, Yogyakarta
Cetakan        : I, Januari 2013
Tebal             : viii + 252 halaman
ISBN              : 978-602-9397-73-4

Ketika dua sahabat bersaing demi memperebutkan cinta gadis yang sama, maka ujung-ujungnya akan melahirkan benih-benih permusuhan. Itulah yang tengah dialami Axel, tokoh utama novel ini. Dikisahkan, Axel dan Marcel telah berteman semenjak Marcel pindah dari Leipziq, Jerman Timur, ke Goettingen bersama orangtuanya. Kala itu, usia mereka mungkin baru sebelas tahun. Marcel selalu senang mengunjungi kediaman Axel, terutama saat kali pertama ia melihat Axel bermain basket di taman dekat kompleks perumahan mereka. Axel-lah yang lantas mengajari Marcel bermain basket. Kekaguman Marcel pada sahabatnya kian bertambah saat Axel remaja tampil bersama grup hiphop dance di sekolah, tepatnya pada malam pesta kelulusan (hal 7-8). Ketika mereka tumbuh remaja, terdapat perbedaan yang cukup mencolok di antara kedua laki-laki bule kelahiran Jerman itu. Axel dikaruniai wajah tampan, membuat semua mata wanita tertuju padanya. Pesona Alex memang luar biasa. Berbeda dengan Marcel, yang bertampang biasa saja. Dan yang membuat Marcel merasa kurang nyaman bersahabat dengan Axel adalah: sikap Axel yang agak arogan serta memiliki hobi bergonti-ganti pacar. Itu sudah cukup membuat Marcel merana, merasa selalu tak pernah laku di mata para wanita. Dan, gong persahabatan keduanya pun pecah, tepatnya ketika Andrew (salah seorang saingan Axel di Rocky Bar) mulai memanas-manasi Marcel. Andreaa, gadis pujaan Marcel, ternyata tergila-gila pada Axel hingga membuat Marcel kalap dan mengkhianati sahabat sendiri (hal 11). Tentu saja hal itu sangat menyakitkan buat Axel. Betapa ia tak mengira bila sahabat terbaik sekaligus orang terdekatnya selama ini tiba-tiba berubah menjadi musuh yang paling diwaspadai (hal 12). Akibatnya, pekerjaan Alex (ia bekerja menjadi music director di sebuah studio) pun berantakan. Hidupnya kacau. Hingga akhirnya ia pun memutuskan untuk rehat sejenak sembari menghibur diri dengan cara mengunjungi Mr. Alan, pamannya yang telah lama bermukim di Indonesia, tepatnya di Ie Boih, daerah tepi pantai nan ekstotik di Aceh (hal 13-18). Setiba di sana, bukannya terhibur, Alex malah mengalami beragam kejadian yang membikin hatinya kesal bukan main. Semua bermula saat ia tengah naik kapal laut. Seorang gadis yang tengah berlari-lari karena nyaris ketinggalan kapal tiba-tiba saja menabrak punggungnya hingga terjatuh (27-30). Mala, gadis unik berpostur mungil yang secara fisik tak menarik dan super cuek itulah yang kemudian membuat hari-hari Axel dilalui dengan penuh kejengkelan. Lebih-lebih, ketika ia menyadari bahwa ternyata Bram (ayah Mala si pemilik Restoran Laguna) bertetangga dekat dengan kediamannya Mr. Alan, paman Axel. Perseteruan dan perang dingin pun kerap mewarnai saat keduanya bertemu. Namun, siapa sangka, di balik sikap Mala yang sepintas acuh tak acuh dan cerewet, sejatinya ia adalah gadis manis yang sangat cerdas. Wawasannya sangat luas. Perlahan namun pasti, ada kekaguman tak terbantahkan di hati Alex saat ia mulai mengenali lebih dekat gadis unik yang juga cukup fasih berbahasa Jerman itu. Sementara pada saat bersamaan, Mala tengah menahan perih di ulu hati ketika melihat Raffi (cowok keren yang ia sukai sejak SMA) ternyata telah memiliki pasangan. Novel ini sangat kaya dengan setting obyek-obyek wisata eksotis yang tersebar di tanah Rencong, seperti keindahan Pulau Weh, pemandangan menakjubkan di bawah laut Ie Boih, jernihnya air laut di Pulau Rubiah dengan warna broken white, Pantai Sumur Tiga yang dikitari vila-vila unik di sepanjang lereng bukit, indahnya Sabang Hill yang menjadi tempat favorit orang-orang menunggu sunset, dll. Novel karya Aida M.A. ini juga menyelip pesan penting agar kita mau mencintai sekaligus melestarikan lingkungan. Semisal; ajakan penulis untuk melestarikan terumbu karang, tidak menangkapi ikan hiu agar siklus hidup penghuni laut serta ekosistem laut terjaga dengan baik, ajakan menghemat air dan listrik, belajar mencintai negeri sendiri, dll. Akhirnya, selamat membaca, semoga ada banyak hikmah yang bisa kita petik dalam novel setebal 252 halaman ini. *** Diresensi oleh: Sam Edy Yuswanto, penulis lepas bermukim di Kebumen.

EMPAT PEREMPUAN...SEBUAH CERITA

Iroh bangun karena mendengar suara seseorang klithak-klithik di dapur. Pasti Eyang, pikirnya. Rasa sedih yang timbul karena akan segera ditinggal Priyo membuatnya sulit tidur. Meskipun matanya masih terasa berat, ia paksakan untuk bangkit, melipat selimut dan membenahi tempat tidur.

Dalam kesedihannya, hatinya masih mengucap syukur karena tiga majikannya baik pada dirinya. Meskipun ia terlambat bangun, tidak ada yang memarahinya. Iroh keluar kamarnya, melangkah nyaris tanpa suara menuju kamar mandi belakang. Sambil berwudlu, ia berdoa agar rasa sedih di hatinya terbasuh bersama air yang membersihkan bekas-bekas air mata di wajahnya.

Iroh sadar, bagi Priyo dirinya bukan siapa-siapa, hanya seorang pembantu rumah tangga yang kebetulan bekerja pada keluarga yang ia kenal dengan baik. Iroh tahu ia bukan Cinderella. Dari rangkaian obrolan sorenya dengan Nona Dea, Iroh tahu kalau kisah Cinderella itu hanya dongeng. Itu pun tidak terjadi di Indonesia. Dongeng itu tidak nyata, hanya rekaan semata. Iroh pun tahu, ia bukan anak yang ketika bayi dibuang oleh ibunya, seorang gadis jelita yang dihamili pacarnya, yang kemudian diambil oleh pengemis yang membesarkannya, yang setelah dewasa bertemu kembali dengan sang bunda yang ternyata kaya raya. Semua tontonan di televisi dan kisah di majalah itu tak ada satupun yang cocok dengan kisah hidupnya yang biasa-biasa saja. “Iroh…” “Ya, Nyonya…” ternyata yang di dapur bukan Eyang, tapi Nyonya Runi. Iroh cepat-cepat melipat mukena. “Sebentar, Nya.” “Galonnya semua kosong, ya?” kata Nyonya sambil memandang empat buah galon di salah satu sudut ruang makan. “Lupa pesan tadi malam?” “Eh… Iya… Maaf, Nya. Kemarin lupa pesan. Nanti saya telpon, jam enam juga sudah buka,” Iroh menyebut nama mini market tak jauh dari rumah yang mau mengantarkan pesanan ke rumah-rumah pelanggannya. “Airnya masih cukup untuk pagi ini, Nya?” Mata Iroh beralih ke galon di atas mesin dispenser. Airnya masih dua pertiga penuh. “Masih cukup kayaknya. Jangan lupa, ya. Saya harus berangkat pagi. Ini titip untuk Priyo, ya.” Runi mengangsurkan amplop putih. Nama lelaki itu tertera di atasnya. Semalam Eyang sudah tidur ketika Runi pulang. Ia hanya mendengar laporan sekilas dari Dea yang bercerita sambil mengantuk. Meskipun tidak tahu persis kejadiannya, Runi bisa menduga kalau perempuan muda itu kecewa gara-gara Priyo pamit. Rententan kejadian yang dialami Iroh sejak Priyo menyupiri mobil Eyang sudah menjadi bukti kalau perempuan itu menyimpan rasa suka yang tak biasa pada sang lelaki muda. “Priyo tidak bekerja lagi minggu depan,” ucap Runi. “Dia mau sekolah lagi. Jauh sekali. Ke Jerman. Kamu sudah tahu, to? Lagi pula, Priyo memang bukan supir…” Iroh mengangguk sambil menunduk. “Non Dea mau sarapan apa, ya?” Untuk menghalau kegundahannya Iroh mengalihkan pembicaraan. “Ini, sudah…” Runi mengangkat tudung saji di depannya. Dua lembar roti dan telur dadar telah ia siapkan untuk si perawan yang sedang mandi. “Saya tahu kamu suka sama Priyo. Siapa sih yang nggak suka sama dia?” Runi tertawa pelan. “Menyukai orang yang baik itu normal, Roh. Tidak apa-apa. Kalau orang itu ternyata hanya menganggap kita sebagai teman, jangan kecewa. Dulu saya waktu muda juga pernah kecewa. Sekarang pun sesekali saya kecewa. Saya juga kecewa karena Papa Non Dea pergi duluan… meskipun karena dipanggil Tuhan.” Iroh salah tingkah. Runi sengaja membuka percakapan agar Iroh merasa punya teman berbagi. “Kamu tidak perlu bersedih, Roh.” Runi menatap mata Iroh yang mulai digenangi air. “Sudah… kita semua banyak pekerjaan hari ini. Jangan lupa telpon minta diantar galon air, ya. Jangan lupa amplopnya untuk Priyo, ya. Jangan lupa…” Runi mengingatkan beberapa urusan yang harus diselesaikan Iroh hari itu. Runi ingin mengajak perempuan itu keluar dari kungkungan rasa sedihnya. Ia telah belajar dari pengalaman hidupnya bahwa dunia sebenarnya menawarkan begitu banyak kegembiraan yang tak akan dilihat oleh hati yang gemar menyesali diri. Kegembiraan ada di mana-mana, termasuk di dalam secangkir cokelat panas yang baru saja ia nikmati, juga air hangat yang mengguyur tubuhnya saat mandi atau mobil mungil yang mengantarkannya ke tempat kerja setiap hari. Runi ingin mengajak Iroh melihat kegembiraan versinya sendiri. Mungkin majikan yang baik hati, atau adik-adiknya yang bisa sekolah lebih tinggi, atau sepiring nasi goreng teri buatannya yang kelezatannya sudah diakui. ** Terpincang-pincang karena sepatunya baru dipakai sebelah, Dea berlari ke belakang, mencari Iroh yang sedang mencuci piring. Pagi ini, setelah menyerahkan amplop pada Priyo, perempuan itu menyibukkan diri di dapur. Hari-hari sebelumnya ia memilih sibuk di luar, tak jauh dari garasi, demi menikmati seraut wajah tampan. Kini Iroh memaksa diri untuk menerima kenyataan, meski lebih pahit dari jamu harus ia telan. “Rooh…” “Di dapur, Nooon…” “Coba lihat di depan! Cepetan!” “Ada apa, sih?” “Ituuu… yang ngantar galon air, kayaknya bukan yang biasanya.” Iroh tak mau ada masalah dengan galon air pesanannya karena persediaan air nyaris habis. Bisa-bisa ia harus bolak-balik ke mini market sambil mengangkat-angkat galon sendiri. Cepat-cepat ia mengikuti majikan mudanya yang tertatih-tatih melangkah sambil memasang sepatunya yang sebelah lagi. “Tuuuh…! Mirip siapa…” Dea mengarahkan dagunya pada lelaki yang sedang menurunkan empat galon air dari mobil pick-up. Iroh hanya melihat punggungnya saja. Beberapa detik kemudian, lelaki itu berbalik, siap mengangkat galon air ke dalam rumah. “Waaah… boleh juga, Non.” Senyum Iroh merekah. Wajah lelaki pengantar galon air itu tak beda jauh dengan Ryan d’Masiv. Bedanya, lelaki ini rambut poninya lebih pendek dan sosoknya lebih kekar. Dea tahu kalau Iroh tak pernah seharipun absen mendengarkan lagu-lagu mereka. Di dinding kamarnya, di atas tempat tidurnya, tertempel poster d’Masiv ukuran A-1 yang ia beli di Malioboro tahun lalu. Iroh juga mendapat hadiah dari Dea, sebuah mug besar dengan sablonan gambar wajah Ryan. Tiap pagi, saat menyeruput kopinya, Iroh membiarkan bibirnya membasahi wajah penyanyi idolanya itu. Dea terkekeh senang melihat wajah Iroh berbinar-binar. Bila punya uang, ingin rasanya semua galon di atas pick-up itu ia beli, untuk membuat Iroh tersenyum lagi. Keterangan: Klithak-klithik: dalam konteks kalimat di atas, artinya mengerjakan sesuatu yang menimbulkan bunyi (yang tidak mengganggu).

KEMENDIKBUD DAN KEMENAG DIUNDANG KE KPK

SEL, MARET 05, 2013 9:53:32 AM

KOMPAS.com - Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) mengundang sejumlah kementerian terkait upaya pencegahan tindak pidana korupsi di bidang pendidikan, khususnya yang berkaitan dengan alokasi anggaran. Pada Selasa (5/3/2013) siang ini, Inspektur Jenderal Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) Haryono Umar dan Inspektur Jenderal Kementerian Agama M Jasin, mendatangi Gedung KPK, Kuningan, Jakarta untuk rapat bersama. “Ini undangan rapat mengenai program pendidikan dan anggaran pendidikan, baik di Kemenag maupun di Kemendikbud, dan juga Kemenkeu juga diundang,” kata Jasin. Lebih jauh dia mengatakan, program ini merupakan salah satu upaya pencegahan yang dilakukan KPK agar alokasi dana pendidikan dibelanjakan sesai dengan aturan perundang-undangan. Jasin yang pernah menjadi wakil ketua KPK itu mengungkapkan, Kemenag pun kebagian alokasi dana pendidikan dari pemerintah pusat. “Di Kemenag kan banyak pendidikan, madrasah, perguruan tinggi negeri Islam, IAIN, UIN, STAIN, madrasah, itu ada ribuan jumlahnya, lebih dari 5000,” ungkapnya. Dalam rapat dengan KPK ini, lanjutnya, Kementerian yang diundang akan mendengarkan saran dan masukan KPK agar ke depannya alokasi anggaran pendidikan ini tidak menyimpang. Hal senada disampaikan Haryono. Saat memasuki Gedung KPK, Haryono yang juga mantan pimpinan KPK ini mengungkapkan, masih ada masalah anggaran di Kemendikbud. “Anggaran sekitar Rp 30 triliun dan sekitar Rp 10 triliun masih mengendap. Itu baru tunjangan guru, tunjangan itu kan baru Rp 40 triliun,” kata Haryono. Program pencegahan ini sejalan dengan program penindakan KPK. Kini, KPK sudah menyidik kasus yang berkaitan dengan permainan anggaran di Kemendikbud dan Kemenag. Kasus permainan anggaran program pendidikan tinggi Kemenbud, telah menyeret anggota Dewan Perwakilan Rakyat Angelina Sondakh ke persidangan. Sementara yang berkaitan dengan anggaran pendidikan di Kemenag, KPK telah menjerat anggota DPR Zulkarnaen Djabar dan anaknya, Dendy Prasetyo serta pejabat Kemenag, Ahmad Jauhari.

Senin, 04 Maret 2013

SOSIALISASI PELAKSANAAN UN 2013 DI SMP N 3 NGIMBANG

Tanggal 5 Maret 2013 pukul 10.00 pelaksaaan sosialisasi  UN  di SMPN 3 NGIMBANG dimulai. Para wali murid sudah siap menerima materi sosialisasi UN tersebut. Wali murid antusias sekali pada saat pertemuan tersebut. Beginilah suasananya.



KALAU UN DIHAPUS, SD KE SMP SEPERTI NAIK KELAS

SEN, MARET 04, 2013 11:25:57 AM SEN, MARET 04, 2013 11:25:57 AM
MAGELANG, KOMPAS.com - Rencana penghapusan Ujian Nasional untuk jenjang sekolah dasar didukung oleh pandangan bahwa jenjang SD dan sekolah menengah pertama merupakan satu kesatuan wajib belajar 9 tahun. Menteri pendidikan dan Kebudayaan M Nuh mengatakan pandangan ini akhirnya memandang bahwa proses lulus dari kelas VI ke kelas VII layaknya kenaikan kelas saja. "Lulusan SD masuk SMP itu menjadi kelas VII, jadi seperti kenaikan kelas sesama satu jenjang namanya jenjang pendidikan dasar. Mereka ada yang memiliki pemikiran UN di SD itu sebaiknya ditiadakan karena ini menjadi satu paket sesama pendidikan dasar," katanya di sela acara "Pergelaran Anak Negeri" di kompleks Taman Wisata Candi Borobudur di Kabupaten Magelang, Sabtu (2/3/2013) malam. Nuh mengatakan UN untuk jenjang SD baru bisa dievaluasi untuk penyelenggaraan tahun depan. Namun, pada tahun ini, UN tetap akan digelar. Pasalnya, evaluasi UN merupakan bagian dari penerapan Kurikulum 2013 yang baru akan dilakukan pada pertengahan Juli mendatang. "UN 2013 besok tetap untuk SD/MI, SMP/MTs, SMA/MA/SMK seperti biasanya, hanya yang membedakan ada 20 variasi soal," tuturnya. Menurut Nuh, UN tetap diperlukan untuk melihat hasil dari proses pendidikan yang telah dijalani. UN, lanjutnya, adalah output atau hasil sementara rapor adalah penilaian terhadap proses yang berlangsung sehari-hari. Nuh pun menjelaskan bahwa saat ini, kementerian tidak ingin mempertentangkan hal yang lebih penting antara proses dan hasil. Kementerian, katanya, terus mencari cara untuk memperkuat dua basis penilaian tersebut.


HARI PERTAMA UJI COBA UN DI SMPN 3 NGIMBANG

Hari pertama suasana ujicoba ujian nasional di SMP NEGERI 3 Ngimbang berjalan tertib dan lancar. Para siswa sudah mulai mengerjakan secara mandiri. Mereka mengerjakan soal dalam satu ruang berbeda karena Dinas Pendidikan Lamongan melaksanakan uji coba dengan soal 20 paket. Beginilah suasana uji coba di SMPN 3 Ngimbang.


Jumat, 01 Maret 2013

TGA STRATEGI UNTUK MEMAJUKAN PENDIDIKAN

JUM, MARET 01, 2013 7:31:07 AM JUM, MARET 01, 2013 7:31:07 AM

M Nuh Menteri Pendidikan Nasional JAKARTA, KOMPAS.com - Dengan anggaran pendidikan yang cukup besar pada tahun ini, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan menetapkan tiga strategi untuk memajukan pendidikan bangsa. Strategi-strategi ini diharapkan dapat menekan angka kemiskinan dan meningkatkan pertumbuhan ekonomi dengan ketersediaan tenaga kerja terampil. Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, Mohammad Nuh, mengatakan bahwa tantangan dunia pendidikan ke depan semakin besar. Salah satunya adalah kebutuhan tenaga kerja terampil yang terus bertambah tiap tahunnya. Pada tahun lalu saja, kebutuhan tenaga kerja terampil di Indonesia mencapai 55 "Pada tahun 2030 diperkirakan naik sampai 113 juta. Untuk itu, pemerintah telah memfomulasikan sejumlah kebijakan strategis untuk menjawab tantangan ini," kata Nuh di Jakarta, Jumat (1/3/2013).

Strategi pertama adalah meningkatkan wajib belajar dari sembilan tahun menjadi 12 tahun melalui pendidikan menengah universal. Target dari program ini adalah meningkatkan angka partisipasi kasar (APK) sekolah menengah menjadi tidak kurang dari 97 persen. "Selama ini trennya selalu menurun lulusan SMP lanjut ke SMA. Sekarang diupayakan tidak ada lulusan SMP yang tidak melanjutkan ke SMA," jelas

Strategi kedua adalah meningkatkan akses ke pendidikan tinggi yang mengacu pada Undang-Undang No.12 Tahun 2012 tentang Pendidikan Tinggi. Dalam undang-undang itu disebutkan pemerintah wajib menyelenggarakan sedikitnya satu akademi komunitas di setiap kabupaten dan setidaknya ada satu universitas dan politeknik di tiap provinsi. "Kemudian menyediakan BOPTN untuk mengurangi beban mahasiswa dan tetap memberi kuota 20 persen bagi mahasiswa tidak mampu. Karena pendidikan tinggi harus bisa dinikmati semua kalangan," ungkap Nuh.

Strategi ketiga adalah merevisi kurikulum untuk jenjang SD, SMP, dan SMA. Kurikulum baru ini disusun untuk menyiapkan peserta didik menguasai keterampilan di abad 21 yang mengedepankan kreativitas dan keberanian "Di kurikulum baru ini, siswa harus aktif terlibat dalam mengamati, bertanya, mengasosiasikan, dan melakukan eksperimen. Harapannya siswa dapat mengasah kreativitasnya," tandasnya.


PEMBELAJARAN BERPUSAT PADA SISWA

Pembelajaran yang berpusat pada siswa di SMP Negeri 3 Ngimbang sudah dilakukan/diterapkan. Hampir setiap jam/hari kepala sekolah memantau pembelajaran tersebut. Bahkan kasek selalu menyarankan pelaksanaan pembelajaran tuntas. Suasana pembelajaran berbasis siswa dapat dilihat pada guru IPA (IBU RAHMA P.R., S.Pd) berikut ini.





RAPAT KOORDINASI DI KECAMATAN

Selain membimbing guru, kepala sekolah juga mengajar di kelas juga mengikuti rapat koordinasi di kecamatan maupun di kabupaten. Pada minggu terakhir sedang mengikuti rapat koordinasi di kecamatan. Beginilah suasana rapat di kecamatan tersebut.


MAU JADI GURU INTI? SILAKAN DAFTARKAN DIRI

JUM, MARET 01, 2013 10:52:48 AM JUM, MARET 01, 2013 10:

JAKARTA, KOMPAS.com - Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemdikbud) membuka ruang bagi guru yang tertarik menjadi guru inti pada kurikulum baru ini untuk mengajukan diri pada Kabupaten/Kota atau bisa melalui pihak kementerian apabila dirasa guru tersebut memenuhi kriteria menjadi guru inti. Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, Mohammad Nuh, mengatakan bahwa kriteria guru inti dilihat dari prestasi selama ini, pengalaman mengajar serta hasil Uji Kompetensi Guru (UKG) dan elemen lain yang mendukung. Jika memang memenuhi syarat dan berminat maka guru tersebut diperbolehkan untuk mengajukan diri sebagai guru inti. "Silakan jika memang sesuai dengan kriterianya, kami terbuka bagi guru yang ingin menjadi guru inti," kata Nuh di Jakarta, Jumat (1/3/2013). Kendati demikian, pihaknya sebenarnya sudah memiliki cara tersendiri untuk melakukan seleksi terhadap guru inti. Data guru inti ini nantinya akan diberikan oleh pihak kementerian kepada Kabupaten/Kota agar diverifikasi apakah guru yang diminta tersebut sesuai atau tidak. Dengan demikian saat verifikasi tersebut, pihak Kabupaten/Kota dapat menambahkan nama guru yang dirasa pantas menjadi guru inti pada pelatihan guru untuk keperluan kurikulum baru ini. Tidak hanya itu, pihak Kabupaten/Kota juga berhak melakukan koreksi data saat verifikasi tersebut. Seperti diketahui, metode pelatihan guru untuk kurikulum baru ini dilakukan berjenjang dari instruktur nasional, guru inti dan guru sasaran. Instruktur nasional ini diperkirakan jumlahnya mencapai 666 dan akan melatih para guru inti yang jumlahnya ribuan. Nantinya para guru inti ini yang akan melatih guru sasaran atau guru mata pelajaran yang menjalankan langsung kurikulum baru pada pertengahan Juli mendatang. "Satu guru inti ini nantinya akan memegang paling tidak 10 hingga 15 guru. Tidak hanya melatih tapi juga memberi pendampingan," tandasnya.</p>
</div>