Sabtu, 15 Desember 2012

UN TIDAK COCOK JADI ALAT EVALUASI 2013

SAB, DESEMBER 15, 2012 5:02:23 AM SAB, DESEMBER 15, 2012 5:02:23 AM UN Tak Cocok Jadi Alat Evaluasi Kurikulum 2013 UN Tak Cocok Jadi Alat Evaluasi Kurikulum 2013 RIANA AFIFAH RIANA AFIFAH JAKARTA, KOMPAS.com — Meski muncul banyak kritikan terhadap kurikulum baru yang akan diterapkan pada pertengahan tahun 2013 mendatang, pendekatan berbasis tematik integratif yang ditawarkan tetap diapresiasi. Namun, dengan pola pendekatan pendidikan semacam ini, bentuk evaluasi kepada siswa semestinya juga tidak lagi ketat. Praktisi pendidikan dari Universitas Paramadina, Abduh Zein, mengatakan bahwa metode tematik integratif ini membuka peluang guru dan siswa untuk mengeksplorasi lebih dalam tentang tema bahasannya. Anak-anak juga bebas mengobservasi dan mencari tahu sendiri jawaban dari permasalahan yang dihadapi. "Metode seperti ini tanpa batasan dan dinamis sehingga akan jadi persoalan jika ujian nasional (UN) masih dijadikan alat evaluasi," kata Zein saat Focus Group Discussion Menyoal Kurikulum 2013 di Gedung Dakwah Muhammadiyah, Jakarta, Jumat (14/12/2012). Ia mengungkapkan bahwa jika tetap dipaksakan mengevaluasi siswa dengan sistem UN, konsep kurikulum yang digagas saat ini hanya akan sia-sia. Pasalnya, guru tak akan bisa dengan bebas mengembangkan tema bahasan karena ada koridor yang harus diikuti agar anak-anak bisa mengerjakan UN dengan baik. "UN itu sangat rigid. Kisi-kisinya ada dan umumnya yang keluar soalnya seperti itu sehingga guru mau tidak mau ikuti saja. Kalau begini, apa yang berubah," ujar Zein. Untuk itu, sejalan dengan perubahan kurikulum, UN mestinya bukan lagi menjadi pilihan pemerintah untuk melakukan evaluasi pendidikan bagi para siswa di tiap jenjang. Pemerintah harus mulai mempersiapkan formulasi baru untuk alat evaluasi siswa menyesuaikan dengan metode pembelajaran pada kurikulum baru.

Selasa, 11 Desember 2012

RAB, DESEMBER 12, 2012 3:07:30 AM RAB, DESEMBER 12, 2012 3:07:30 AM Ini Syarat untuk Ikuti SNMPTN 2013! Ini Syarat untuk Ikuti SNMPTN 2013! RIANA AFIFAH RIANA AFIFAH JAKARTA, KOMPAS.com — Rencana Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan menggunakan hasil ujian nasional (UN) sebagai salah satu instrumen persyaratan untuk masuk jenjang pendidikan tinggi akan segera diwujudkan dalam Seleksi Nasional Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SNMPTN) 2013 mendatang. Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Mohammad Nuh mengatakan bahwa SNMPTN 2013 nanti hanya akan didasarkan pada nilai rapor, prestasi lain, serta hasil UN. Namun, kali ini, sekolah dengan akreditasi apa pun bebas mendaftarkan siswanya tanpa ada pembatasan kuota. "Jadi, murni dari hasil UN dan nilai rapor serta prestasi lain siswa tersebut untuk SNMPTN 2013 nanti. Kuotanya disediakan 60 persen untuk seluruh Indonesia," kata Nuh di Gedung A Kemdikbud, Jakarta, Selasa (11/12/2012). Adapun syarat peserta SNMPTN 2013 mendatang adalah siswa SMA/SMK/MA yang mengikuti UN tahun ajaran 2013/2014 dan memiliki prestasi akademik di sekolah pada tiap semester. Siswa harus mengantongi rekomendasi dari kepala sekolah dan harus memiliki Nomor Induk Siswa Nasional (NISN) serta terdaftar pada Pangkalan Data Sekolah dan Siswa (PDSS). "Untuk PDSS ini, kepala sekolah yang akan mengisi. Nanti NISN dan password siswa akan dibagikan oleh sekolah untuk melakukan verifikasi," ujar Nuh. Pengisian PDSS akan dimulai pekan depan, yaitu tanggal 17 Desember-8 Februari mendatang. Selanjutnya, peserta dapat memulai proses pendaftaran dengan memasukkan NISN dan password yang diterima dari sekolah. Jika telah selesai mendaftar, peserta dapat mencetak kartu bukti pendaftaran sebagai tanda bukti peserta SNMPTN 2013. Untuk pilihan PTN, tiap peserta dapat memilih paling banyak dua opsi PTN yang diminati. Jika memilih satu PTN saja, maka peserta bebas memilih PTN mana saja. Namun jika memilih dua PTN, maka salah satu PTN harus berada di provinsi yang sama dengan sekolah asal atau provinsi terdekat. Sementara itu, untuk program studi, peserta dapat memilih paling banyak dua program studi yang diminati pada masing-masing PTN. Nantinya, pelamar akan diseleksi berdasarkan pilihan pertamanya dan apabila tidak terpilih, dilanjutkan pada pilihan keduanya. Jika tertarik untuk mengikuti SNMPTN 2013, anak didik dapat langsung memperoleh informasi lengkap melalui laman resmi SNMPTN ini. Pendaftarannya sendiri dibuka pada 1 Februari-8 Maret dan dilanjutkan dengan proses seleksi pada 9 Maret-27 Mei. Hasil seleksi akan diumumkan pada 28 Mei 2013 nanti.

Minggu, 09 Desember 2012

MENDIKBUD BELUM RENCANAKAN UBAH UN 2013

MIN, DESEMBER 09, 2012 3:47:50 PM MIN, DESEMBER 09, 2012
KOMPAS.com - Mendikbud Mohammad Nuh menyatakan pihaknya hingga kini belum merencanakan untuk mengubah ujian nasional (UN) 2013 terkait dengan kurikulum 2013. "UN 2013 tidak akan terpengaruh kurikulum 2013, karena kurikulum baru masih tahap awal dan pemberlakuannya juga bertahap," katanya kepada Antara setelah berbicara dalam Uji Publik Kurikulum 2013 di Surabaya, Minggu (9/12/2012). Di hadapan ratusan kepala sekolah, kepala dinas pendidikan se-Jatim, ketua yayasan, ketua dewan pendidikan, dan pemangku kepentingan pendidikan lainnya, ia mengaku kurikulum 2013 memang akan memiliki sistem evaluasi. "Tapi, sistem evaluasinya akan ada tiga aspek, karena Kurikulum 2013 juga ada tiga kompetensi yakni pengetahuan, ketrampilan, dan sikap. Nantinya akan ada evaluasi sesuai kompetensi itu," katanya. Oleh karena itu, katanya, sistem evaluasi juga akan ditentukan, siapa yang bagian evaluasi kognitif, afektif, dan psikomotorik. "Jadi, evaluasinya bukan kognitif saja, tapi ketiga-tiganya," katanya. Dalam kaitan itu, katanya, UN juga akan dikaji untuk menyesuaikan dengan tiga sistem evaluasi itu. "Tapi, kami tidak akan mengkaji sekarang, sebab kurikulum 2013 belum jalan dan jalannya pun bertahap," katanya. Menurut Guru Besar ITS dan anggota Majelis Wali Amanah Unair Surabaya itu, sistem evaluasi afektif dan psikomotorik itu akan ditentukan dengan metodologi pembelajaran kurikulum 2013. "Sistem evaluasinya menyangkut lima pola yakni observasi (mengamati), questioning (bertanya), associating (menalar), exprerimenting (mencoba) dan networking (membentuk jejaring/ke-Indonesiaan)," katanya. Ditanya tentang peleburan mata pelajaran IPA ke dalam Bahasa Indonesia dan IPS ke dalam Pancasila dan PKN, ia mengatakan peleburan itu bukan menghilangkan IPA dan IPS secara substansial. "Untuk siswa kelas 1-3 SD memang akan diberi pola pembelajaran yang tematik integralistik, karena siswa kelas 1-3 memang ditangani seorang guru yang merupakan guru kelas. Nanti, guru kelas itu yang mengintegralkan pelajaran IPA dan IPS," katanya. Misalnya, mata pelajaran tentang air yang bersifat mengalir, tekanan air, cara aliran, standar, status, dan sebagainya. "Materi IPA itu akan masuk dalam pelajaran Bahasa Indonesia, sehingga materi IPA-nya tetap ada secara substansial," katanya. Dalam uji publik itu, peserta dibagi dalam komisi sesuai dengan jabatannya, seperti komisi kepala sekolah dan guru, komisi kepala dinas pendidikan, komisi ketua dewan pendidikan dan LPMP, dan sebagainya.

Sabtu, 08 Desember 2012

METODE TEMATIK INTEGRATIF BUKAN HAL BARU

SAB, DESEMBER 08, 2012 1:06:31 PM SAB, LUKI AULIA LUKI AULIA MATARAM,

KOMPAS.com - Rencana pendekatan kurikulum 2013 untuk jenjang sekolah dasar (SD) dan sederajat, menggunakan metode tematik integratif. Artinya, materi ajar tidak disampaikan berdasarkan mata pelajaran tertentu, melainkan dalam bentuk tema-tema yang mengintegrasikan seluruh mata pelajaran. Metode ini sebenarnya sudah diterapkan di banyak sekolah. Karena dinilai berhasil, pemerintah lalu mengadopsi dan berencana menerapkannya secara nasional. Hal itu dikemukakan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, Mohammad Nuh saat, melakukan uji publik Pengembangan Kurikulum 2013, Sabtu (8/12/2012), di kampus Universitas Mataram, Nusa Tenggara Barat. "Metode ini bukan sesuatu yang baru," ujarnya. Hadir pada acara itu, Gubernur NTB TGH M Zainul Majdi, dan 500 peserta yang terdiri atas pakar, praktisi, dan pengamat pendidikan, asosiasi profesi, penyelenggara pendidikan, dosen, pengawas sekolah, kepala sekolah, dan guru. Dengan metode ini, kata Nuh, siswa diajak untuk berpikir secara terpadu. Misalnya, dalam tema 'diriku' untuk kelas satu SD. Siswa dikenalkan siapa dan seperti apa dia. Di situ terdapat karakter jujur, tertib, disiplin, dan bersih termasuk cinta lingkungan. "Dari tema ini, ada pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan, Matematika, dan IPA. Anak bisa melihat sesuatu yang utuh," ujarnya. Contoh lain adalah tentang air yang mengalir dapat menjadi generator untuk menghasilkan listrik (IPA). Nyala listrik dapat menerangi rumah-rumah, sehingga kehidupan sosial lebih bagus (IPS). "Itu pelajaran yang menarik, karena cerita tentang kehidupan keseharian," kata Nuh. Pada kesempatan itu, Nuh juga memaparkan elemen perubahan kurikulum untuk jenjang SD secara umum adalah holistik integratif berfokus pada alam, sosial, dan budaya. Pembelajaran menggunakan pendekatan sains. Perubahan lain adalah jumlah mata pelajaran dikurangi dari 10 menjadi enam. Kemudian, dengan adanya perubahan pendekatan pembelajaran, maka ada penambahan sebanyak empat jam pelajaran per minggu.

SAB, DESEMBER 08, 2012 1:36:46 PM SAB, DESEMBER 08, 2012 1:36:46 PMMATARAM, KOMPAS.com - Universitas Mataram yang juga berfungsi sebagai Lembaga Pendidikan Tenaga Kependidikan, akan membekali setiap mahasiswanya, untuk memastikan calon guru memahami kurikulum yang Setelah lulus dari pendidikan Strata 1 (S-1), lulusan akan mengikuti program profesi guru. Kemudian sebelum masuk program induksi selama satu tahun untuk diperbolehkan mengajar, mereka akan mendapatkan pembekalan kurikulum baru. Hal itu dikemukakan Rektor Universitas Mataram (Unram) Sunarpi, Sabtu (8/12/2012), seusai uji publik Pengembangan Kurikulum 2013 di kampus Unram, Nusa Tenggara Barat. Sebelum memberikan pembekalan, kata Sunarpi, pihaknya akan melakukan penyiapan dan penataan kurikulum. Selama uji publik Unram akan memberikan masukan terhadap penyempurnaan kurikulum 2013. "Akan kami sampaikan ke menteri langsung atau melalui laman secepatnya dalam 1-2 hari ini," ujarnya. Terkait persoalan kekurangan guru di NTB, Sunarpi menjelaskan Unram bekerja sama dengan dinas pendidikan se-NTB menyelenggarakan program pembelajaran di kelas. "Selama ini telah mengirim para calon guru, di luar KKN (Kuliah Kerja Nyata), untuk mengambil program PKL (praktik kerja lapangan) di sekolah-sekolah," kata Sunarpi.

Kamis, 06 Desember 2012

Kemendikbud akan Kendalikan Isi Buku Pelajaran

KAM, DESEMBER 06, 2012 11:35
JAKARTA, KOMPAS.com - Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan akan mengendalikan buku induk pelajaran siswa sepenuhnya dengan kurikulum yang baru untuk mencegah soal-soal yang menyimpang dari kaidah, demikian dikatakan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Mohammad Nuh. "Dengan kurikulum yang baru, semua buku akan dikendalikan dan diterbitkan dari pusat. Isi 100 persen tanggung jawab kami, dan akan ditulis secara faktual," kata Mohammad Nuh dalam jumpa pers dengan wartawan di Jakarta, Kamis (6/12/2012). Menurut dia, buku induk tersebut akan dicetak secara komplit. Isinya meliputi sejumlah hal, mulai pelajaran, pemahaman, hingga latihan. Sehingga untuk berlatih, siswa tidak lagi memerlukan buku LKS. "Isi buku sudah diproses dan disusun secara khusus oleh tim ahli," katanya. Intinya, lanjut dia, isi, detail, dan halaman buku yang akan digandakan tidak akan diserahkan kepada siapapun. Pengendali materi dipegang langsung oleh pusat. "Dalam bayangan kami, master dari buku tersebut kita siapkan saja, sehingga ketika daerah meminta tinggal dicetak saja sehingga penanggungjawabnya jelas," katanya. Ia tidak menginginkan kewenangan isi buku dilimpahkan ke orang lain. Isi substansi harus sesuai dengan pemahaman siswa. Karena itu, tidak akan ada lagi soal maupun latihan yang menyimpang dari kaidah, sehingga peserta didik diharapkan bisa dengan mudah mengerti serta kreatif. Ia menjamin tidak akan ada lagi kalimat yang menggunakan nama pemain film dewasa seperti Maria Ozawa alias Miyabi, atau juga cerita istri simpanan Bang Maman dari Kali Pasari. Menurut dia, isi Lembar Kerja Siswa (LKS) seperti itu bisa lolos ke tangan siswa karena kewenangan pengawasan tidak terpusat pada Kemendikbud. "Buku tersebut bisa beredar karena memang tidak ada pengendali utama sampai halaman dan gambar, karena kewenangan diberikan ke daerah," ujarnya.

Rabu, 05 Desember 2012

MENYAMBUT KURIKULUM 2013

Oleh Anita LieWacana yang berkembang di masyarakat terkait Kurikulum 2013 sangat marak. Ada berbagai persepsi dan kritik yang berkembang dan perlu dihargai sebagai bagian dari proses pematangan kurikulum yang Terlepas dari cemooh ”ganti menteri ganti kurikulum”, kurikulum memang harus senantiasa berubah seiring perubahan dalam berbagai bidang kehidupan. Kritik dari kalangan industri justru diarahkan pada keengganan dunia pendidikan untuk merespons perubahan dalam masyarakat dan Selama era reformasi, ini adalah ketiga kalinya kurikulum ditelaah dan dikembangkan dalam skala nasional setelah Rintisan Kurikulum Berbasis Kompetensi 2004 dan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan 2006. Publik sedang menantikan perubahan seperti apa dan apa yang akan ditawarkan dalam kurikulum baru serta dampak apa yang bisa diharapkan pada keluaran sistem pendidikan ke depan, sebagai akibat dari intervensi pemerintah melalui pengembangan kurikulum ini. Yang ramai diperbincangkan di media massa terkait perubahan kurikulum adalah pengurangan mata pelajaran dan penambahan jam belajar. Secara mendasar, ada empat elemen perubahan dalam Kurikulum 2013, yakni Standar Kompetensi Lulusan, Standar Isi (kompetensi inti dan kompetensi dasar), Standar Proses, dan Standar Penilaian. Penyempurnaan Standar Kompetensi Lulusan memperhatikan pengembangan nilai, pengetahuan, dan keterampilan secara terpadu dengan fokus pada pencapaian kompetensi. Pada setiap jenjang pendidikan, rumusan empat kompetensi inti (penghayatan dan pengamalan agama, sikap, keterampilan, dan pengetahuan) menjadi landasan pengembangan kompetensi dasar pada setiap kelas. Perubahan Standar Isi dari kurikulum sebelumnya yang mengembangkan kompetensi dari mata pelajaran menjadi fokus pada kompetensi yang dikembangkan menjadi mata pelajaran melalui pendekatan tematik-integratif (Standar Proses). Perubahan pada Standar Proses berarti perubahan strategi pembelajaran. Guru wajib merancang dan mengelola proses pembelajaran aktif yang menyenangkan. Peserta didik difasilitasi untuk mengamati, menanya, mengolah, menyajikan, menyimpulkan, dan mencipta. Perubahan Struktur Kurikulum telah memancing reaksi pro-kontra terkait pengintegrasian mata pelajaran IPA dan IPS dalam mata pelajaran Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan (PPKn), Bahasa Indonesia, dan Matematika pada jenjang SD. Integrasi kompetensi dasar yang biasanya diwadahi dalam mata pelajaran IPA dan IPS ke dalam mata pelajaran Matematika dan Bahasa Indonesia menuntut guru terus mengembangkan kompetensi profesional dan pedagogi mereka agar proses pembelajaran tematik-integratif bisa mengantar peserta didik mencapai standar Sebagai bagian penting dalam rangkaian desain kurikulum, Standar Penilaian pun seyogianya berubah pula di kemudian hari. Penilaian yang mengukur hanya hasil pencapaian kompetensi harus bergeser menjadi penilaian otentik yang mengukur kompetensi sikap, keterampilan, serta pengetahuan berdasarkan hasil dan proses. Pengembangan Kurikulum 2013 ini merupakan pekerjaan besar yang melibatkan banyak orang, mulai dari Wakil Presiden, para birokrat Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan serta kementerian lain yang terkait, akademisi, budayawan, agamawan, ilmuwan, pengembang kurikulum, Proses pengembangan kurikulum Proses panjang dan intensif dalam pengembangan Kurikulum 2013 meramu dan mengolah Standar Kompetensi Lulusan, Standar Isi, Standar Proses, dan Standar Penilaian. Tentu saja adu argumentasi di antara anggota tim pengarah, tim inti, dan tim teknis pengembangan selama proses tidak bisa dihindari dan justru memperkaya dan mematangkan desain kurikulum yang Selanjutnya, rangkaian kegiatan uji publik yang sudah dijadwalkan mulai dari Kamis, 29 November, dan selama bulan Desember 2012 di sejumlah kota diharapkan bisa melibatkan para pemangku kepentingan dan menampung berbagai aspirasi dari masyarakat. Dalam era demokrasi, partisipasi dan keterlibatan publik akan meningkatkan rasa kepemilikan terhadap kurikulum Rasa kepemilikan ini akan mendorong keberhasilan pencapaian tujuan kurikulum dengan lebih efektif dibandingkan dengan imposisi dari otoritas pendidikan terhadap satuan pendidikan dan masyarakat. Tentu saja, rancangan Kurikulum 2013 tidak mungkin memuaskan semua pihak secara optimal. Demikian pula, tidak semua anggota masyarakat yang mempunyai aspirasi terhadap sistem pendidikan nasional bisa dilibatkan dalam kegiatan uji publik. Di negara yang sedang memperjuangkan dan memelihara demokrasi, ada banyak saluran penyampaian aspirasi di luar kegiatan uji Kecemasan dan kritik lewat media massa bisa dianggap sebagai bentuk kepedulian dan keterlibatan masyarakat terhadap sistem pendidikan nasional. Masukan yang diharapkan dari publik mencakup— tetapi tidak terbatas pada—perspektif tentang kompetensi inti yang melandasi penjabaran kompetensi dasar pada setiap jenjang, struktur kurikulum, pengintegrasian IPA dan IPS pada jenjang SD, penambahan jam belajar, penghapusan penjurusan di SMA, serta optimalisasi potensi keberhasilan Dalam teori kurikulum, keberhasilan suatu kurikulum merupakan proses panjang, mulai dari kristalisasi berbagai gagasan dan konsep ideal tentang pendidikan, perumusan desain kurikulum, persiapan pendidik dan tenaga kependidikan serta sarana dan prasarana, tata kelola pelaksanaan kurikulum —termasuk pembelajaran —dan penilaian pembelajaran dan kurikulum. Dalam konteks ini, keberhasilan ditentukan oleh komitmen pemegang otoritas pendidikan di tingkat daerah, pengembangan kapasitas guru, dan desain penilaian belajar siswa. Apakah Kurikulum 2013 ini akan memenuhi harapan masyarakat dan berperan dalam peningkatan mutu pendidikan di Indonesia? Masih perlu komitmen dan kerja keras para pembuat kebijakan dan pemegang otoritas pendidikan di tingkat nasional dan daerah, kepercayaan dan dukungan para Anita Lie Anggota Tim Inti Pengembangan Kurikulum; Guru Besar Unika Widya Mandala, Surabaya

KURIKULUM BARU, BEBAN BARU BAGI ORANG TUA

KAM, DESEMBER 06, 2012 12:54:31 RIANA AFIFAH RIANA AFIFAH JAKARTA, KOMPAS.com - Imbas dari rencana perubahan kurikulum ini ternyata juga akan sampai pada orang tua siswa. Para orang tua terpaksa harus bersiap merogoh kantong lagi untuk membeli buku-buku pelajaran baru yang sesuai dengan kurikulum baru. Sekretaris Aliansi Orang tua Peduli Pendidikan Indonesia (APPI), Jumono, mengatakan bahwa perubahan kurikulum ini hanya akan menambah beban bagi orang tua murid. Pasalnya, buku-buku pelajaran akan diubah semua terutama untuk siswa Sekolah Dasar (SD) yang metode pembelajarannya berubah menjadi tematik integratif. "Untuk yang punya anak SD ini akan semakin terbebani. Karena otomatis bukunya berubah semua sesuai dengan tema," kata Jumono, saat jumpa pers di Kantor Indonesia Corruption Watch (ICW), Jalan Kalibata Timur, Jakarta, Rabu (5/12/2012). Ia menambahkan bahwa ini juga merupakan akibat dari memaknai kurikulum hanya sebagai daftar mata pelajaran saja. Perubahan kurikulum hanya sebatas pada pengurangan mata pelajaran saja yang kemudian berujung pada masalah buku pelajaran yang ikut berubah karena yang lama tak lagi berlaku terutama yang mata pelajarannya kemudian hilang. "Apa yg mau diharapkan kalau seperti ini. Ini ide nggak bener saat memaknai kurikulum hanya mapel saja," jelas Jumono. Mengenai adanya rencana pemerintah akan menyediakan buku pelajaran pada siswa secara cuma-cuma, ia tidak yakin bahwa hal tersebut dapat berjalan dengan baik. Mengingat selama ini masalah pengadaan buku pelajaran siswa masuk dalam urutan belakang jika dikaitkan dengan anggaran. "Bagaimana buku bisa digratiskan. Dari mana dapat uang pemerintah. Apalagi ini buku yang harus disediakan cukup banyak. Kami kira saat kurikulum berganti, buku akan bertambah, orang tua tetap akan terbebani," tandasnya.

Selasa, 04 Desember 2012

MENDIKBUD JANJI TIDAK BEDAKAN NEGERI DAN SWSTA

RAB, DESEMBER 05, 2012 2:21:15 AM RAB, DESEMBER 05, 2012 2:21:15 AM Mendikbud Janji Tak Bedakan Sekolah Swasta dan Mendikbud Janji Tak Bedakan Sekolah Swasta dan Negeri Negeri RIANA AFIFAH RIANA AFIFAH BOGOR, KOMPAS.com - Melalui revisi Peraturan Pemerintah (PP) No 74 Tahun 2008 tentang guru, Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Mohammad Nuh menjamin penempatan guru baik untuk sekolah negeri maupun sekolah swasta akan setara dan tidak ada lagi cerita kekurangan jumlah guru untuk sekolah swasta. "Selama ini, seolah-olah sekolah swasta hanya jadi semacam training centre saja. Ini yang jadi persoalan," kata Nuh seusai acara Puncak Peringatan Hari Guru Nasional 2012 dan HUT Ke-67 PGRI di Sentul International Convention Centre, Bogor, Selasa (4/12/2012). Ia menjelaskan yang terjadi selama ini banyak guru-guru di sekolah swasta yang baik dan berprestasi lolos tes CPNS dan kemudian harus keluar dari sekolah swasta tersebut. Akibatnya, sekolah swasta menjadi kekurangan guru karena para guru ini pindah ke sekolah negeri. "Nanti yang menggantikan di sekolah swasta itu guru baru. Iya kalau ada yang menggantikan. Yang seperti ini akan dicarikan jalan keluar," ujar Nuh. Untuk itu sejalan dengan program Pendidikan Menengah Universal (PMU), ia menyatakan bahwa para guru negeri yang sudah diangkat menjadi PNS nantinya juga bisa ditugaskan di sekolah swasta. Kemudian guru swasta yang jadi PNS juga tetap bisa mengajar di tempatnya semula. "Sekarang ini boleh kasih rehab dan BOS baik untuk negeri maupun swasta lalu kenapa untuk guru tidak," ungkap Nuh. "Ada mekanisme bagaimana cara penugasannya nanti. Tapi yang penting kan ada payung hukum yang kuat dulu," tandasnya.

RENCANA UPAH MINIMUM GURU SEGERA DIBAHAS

RAB, DESEMBER 05, 2012 2:41:25 AM RAB, DESEMBER 05, 2012 2:41:25 AM Rencana Penetapan Upah Minimum Guru Segera Rencana Penetapan Upah Minimum Guru Segera Dibahas Dibahas RIANA AFIFAH RIANA AFIFAH BOGOR, KOMPAS.com - Kesejahteraan guru ternyata masih menjadi masalah dalam dunia pendidikan. Selain sering terlambatnya tunjangan sertifikasi, honor para guru ini terkadang masih berada di bawah batas upah minimun regional sehingga banyak guru yang hidupnya pun di bawah garis kesejahteraan. Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, Mohammad Nuh, mengatakan bahwa terkait hal ini akan dibahas mengenai upah minimum guru yang seharusnya. Namun upah minimum tersebut juga harus disesuaikan dengan beban minimum mengajar yang harus dipenuhi oleh para guru. "Ini penting sekali. Tapi honor minimum ini harus dikaitkan dengan beban minimum. Jangan nanti karena ada honor minimum terus mengajar tidak sesuai jam. Atau misalnya yang satu ngajar lima jam dan yang satu 24 jam tapi nuntut sama," kata Nuh, seusai acara Puncak Peringatan Hari Guru Nasional 2012 dan HUT Ke-67 PGRI di Sentul International Convention Centre, Bogor, Selasa (4/12/2012). Selanjutnya, ia mengapresiasi langkah dari Pemerintah Kota Bogor yang akan mengatur upah minimum para guru dikaitkan dengan beban minimumnya melalui peraturan daerah. Menurutnya, hal ini dapat ditiru oleh pemerintah daerah lain mengingat kewenangan guru juga ada di tangan dinas pendidikan masing-masing daerah. "Ini bagus. Jadi ada inisiatif dari pemerintah daerahnya. Tidak semuanya harus dari pusat," ungkap Nuh. Ketua Umum Pengurus Besar PGRI, Sulistiyo, mengatakan bahwa dirinya tidak keberatan dengan adanya rencana penetapan upah minimum guru dikaitkan dengan beban minimum mengajar. Menurutnya, rencana ini dapat menjadi solusi masalah kesejahteraan guru yang masih membayangi. "Tidak masalah jika memang mau dikaitkan dengan beban minimum mengajar. Ini agar ada batasan dan tidak semaunya," ujar Sulistiyo.

KURIKULUM BARU TIDAK MEMBEBANI MASYARAKAT

RAB, DESEMBER 05, 2012 3:42:20 AM RAB, DESEMBER 05, 2012 3:42:20 AMJAKARTA, KOMPAS.com - Perubahan kurikulum 2013 yang diberlakukan Juni 2013 diyakinkan pemerintah tidak akan memberatkan guru dan masyarakat. Pemerintah berjanji bakal menyiapkan guru serta menyediakan buku pedoman guru dan buku teks untuk siswa. "Perubahan kurikulum 2013 memang berdampak pada perubahan buku teks siswa. Yang paling terasa di SD karena pembelajarannya dengan cara tematik-integratif. Semua disiapkan pemerintah, tidak membebani masyarakat," kata Wakil Menteri Pendiidkan dan Kebudayaan Bidang Pendidikan Musliar Kasim di Jakarta, Rabu (5/12/2012). Menurut Musliar, buku teks siswa dibuat oleh pemerintah pusat. Tiap siswa akan mendapat buku teks dengan dana dari pemerintah. Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Mohammad Nuh mengatakan, untuk buku pedoman guru disipakan dari dana pemerintah pusat atau Kemendikbud. Adapun buku teks untuk siswa yang disiapkan terpusat, pengadaannya oleh tiap daerah dengan memanfaatkan dana alokasi khusus. Muliar mengatakan, pelatihan guru disiapkan. Para guru di seluruh Indonesia akan dilatih sekitar 40.000 guru/dosen yang ditetapkan sebagai pelatih inti atau master trainers. Pada Juni 2013, penerapan kurikulum 2013 dilaksanakan di kelas I dan IV SD, kelas VII SMP, dan kelas X SMA/SMK. "Jadi, belum semua guru. Pemerintah yakin mampu menyiaplan guru untuk dapat melaksanakan kurikulum 2013 karena dilakukan bertahap," kata Musliar.

GURU HARUS MENYESUAIKAN KURIKULUM

SEN, DESEMBER 03, 2012 5:00:40 AM SEN, DESEMBER 03, 2012 5:00:40 AMYOGYAKARTA, KOMPAS.com — Dalam perubahan kurikulum yang tengah dilakukan saat ini, ada tiga elemen penting dalam pengembangannya, yaitu peserta didik, guru, dan buku pegangan untuk siswa dan guru. Namun, yang selalu difokuskan saat ini adalah masalah kesiapan guru dalam menerapkan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Mohammad Nuh mengatakan, yang terpenting sebenarnya adalah kesiapan psikologis peserta didik dalam menjalankan kurikulum ini. Namun, kesiapan peserta didik tidak akan ada artinya jika guru yang mengaplikasikan kurikulum baru ini tidak paham "Seperti mobil saja, guru ini seperti sopir. Kalau tidak siap dan terlatih, ya nabrak, tetapi kalau terlatih, mau mobilnya seperti apa, jalannya pasti akan lancar dan sampai tujuan," kata Nuh saat Uji Publik Pengembangan Kurikulum 2013 di Universitas Negeri Yogyakarta (UNY), Yogyakarta, Sabtu Untuk itu, pihaknya akan menyiapkan pelatihan bagi para guru. Setelah itu, dokumen kurikulum yang sudah disempurnakan setelah uji publik ini juga akan disampaikan kepada para guru agar dapat memahami konsep dan tujuan dari revisi kurikulum ini secara baik dan benar. Menanggapi usulan bahwa sebaiknya guru disiapkan terlebih dahulu baru dilakukan perubahan kurikulum, Nuh menjawab bahwa guru yang harus menyesuaikan pada kurikulum. Karena jika kurikulum yang menyesuaikan pada kesiapan guru, perubahan metode pembelajaran ini tidak dapat "Tidak bisa menunggu guru siap dulu baru diganti kurikulumnya. Mau tahun Penerapan kurikulum yang dijalankan secara bertahap pada 2013 nanti juga disebabkan alasan tenaga pendidik yang jumlahnya masih kurang. Selain itu, persiapan yang diselenggarakan juga tidak dapat menjangkau semua guru sehingga dipilih untuk melakukan pelaksanaan kurikulum ini secara "Ini pertimbangan juga kenapa tidak seluruh kelas dijalankan. Jadi, tahun depan kelas I, IV, VII, dan X. Tahun 2014, baru ditambah II, V, VIII, dan XI. Untuk 2015, baru keseluruhannya," tandasnya.