Jumat, 05 Juli 2013

BERLAGA DI 12 TEMPAT UNTUK OLIMPIADE DUNIA

JAKARTA, KOMPAS.com - Indonesia mengirimkan siswa siswi terbaik tingkat sekolah menengah atas (SMA) untuk berlaga di tujuh olimpiade tingkat dunia, yakni olimpiade biologi, fisika, geografi, astronomi, kimia, komputer dan matematika. "Indonesia sudah beberapa kali mengukir prestasi dengan perolehan medali emas pada ajang-ajang kompetisi pelajar tingkat dunia. Dan tahun 2013 kita akan kembali unjuk kebolehan dan berjuang maksimal untuk meraih prestaasi lebih baik lagi," kata Dirjen Pendidikan Menengah Kemdikbud Hamid Muhammad, di Jakarta, Rabu (3/7/2013). Indonesia mengirimkan 32 siswa dengan rincian tim biologi empat siswa, tim fisika lima siswa, tim geografi empat siswa, tim astronomi lima siswa, tim kimia lima siswa, tim komputer empat siswa dan tim matematika enam siswa. "Saya optimistis karena semua tim menargetkan perolehan medali emas kecuali tim geografi yang hanya berani menargetkan medali perak," kata Hamid Muhammad. Namun demikian, dikatakannya apapun target kemenangan tim, semua pelajar harus berjuang semaksimal mungkin. Sebab majunya mereka ke ajang kompetisi dunia bukan sekedar mewakili diri sendiri atau sekolah tetapi membawa nama Indonesia. Untuk mendapatkan hasil terbaik, lanjut Hamid penting bagi setiap siswa peserta untuk menjaga substansi, mental dan kesehatan. "Sebab jika siswa sakit, sesungguhnya 50 persen suasana kompetisi tersebut sudah kacau," katanya. Selain menjaga mental dan kesehatan, pendamping dan tim olimpiade juga harus meningkatkan keberanian untuk melakukan moderasi pada akhir sesi lomba. "Sebab biasanya sesi moderasi ini, tim Indonesia bisa dikalahkan oleh tim negara lain sekalipun peluang itu masih terbuka untuk meraih medali," tambah Hamid. Tim Indonesia tersebut akan mengikuti kompetisi selama Juli hingga Agustsu 2013. Tim biologi akan berkompetisi di Bern, Switzerland 14-21 Juli, tim fisika di kota Copenhagen, Denmark pada 7- 15 juli, tim geografi di Kyoto Jepang pada 30 Juli-7 Agustus, tim astronomi dikota Volos, Yunani pada 27 Juli-5 Agustus, tim kimia di kota Moscow, Rusia pada 15-24 Juli, tim komputer di kota Brisbane, Australia pada 6-13 Juli dan tim matematika di kota Santa Maria, Kolumbia pada 18-28 juli. If you like this App, please rate it If you don't like this App, please feedback

U-LEARNING

UBT - U Learning, Platform Baru Mengatasi Kesenjangan Pembelajaran Kam, 4 Jul 2013 13:52:20 UBT - U Learning, Platform Baru Mengatasi Kesenjangan Pembelajaran Penulis : Latief Kamis, 4 Juli 2013 | 20:52 WIB Ubiquitous Base Test (UBT) & Ubiquitos-Learning (U-Learning) Platform itu diterakan tidak hanya berbasiskan internet diperluas dan semakin dipermudah dengan aplikasi 3G wireless communication technology. | www.shutterstock.com 0 0 JAKARTA, KOMPAS.com - Sebuah inovasi diperkenalkan NSDevil atau North Star Developer's Village untuk menerobos kesenjangan proses pembelajaran yang selama ini menjadi jurang lebar antara pendidikan di kota dan daerah-daerah terpencil. Inovasi teknologi bernama Ubiquitous Base Test (UBT) & Ubiquitos-Learning (U-Learning) Platform itu diterakan tidak hanya berbasiskan internet. "Tapi sudah diperluas dan semakin dipermudah dengan aplikasi 3G wireless communication technology atau jaringan perangkat selular yang kini sudah banyak digunakan di berbagai pelosok tanah air," kata Direktur PT Surya Inti Komunikasi, Tonny Firman A, di Jakarta, Kamis (4/7/2013), menyambut penandatanganan MoU dengan CEO NSDevil, Lee Un Joo, dan Komisaris PT Surya Inti Komunikasi, Honye Fauzia Aurelia. Tonny mengatakan, teknologi ini setidaknya dapat mengatasi kurangnya sarana infrastruktur dan tenaga pendidik untuk membuat pencapaian mutu pendidikan lebih maksimal. Saat ini, Indonesia sudah harus secepatnya menerapkan sistem pendidikan yang efektif dan efisien. Dia mengakui, E-Learning memang telah diterapkan. Hanya saja, konsep pembelajaran itu masih terbatas pada jaringan internet. "Sementara U-Learning memanfaatkan jaringan komunikasi dari vendor, sehingga tidak bergantung pada PC atau laptop," ujar Tonny. Dia mengatakan, pihaknya tengah menjalin kerjasama dengan institusi pendidikan mulai tingkat SD hingga perguruan tinggi. Menurutnya, tidak hanya lembaga formal, karena balai pelatihan pendidikan pun bisa memanfaatkan teknologi ini karena sudah diapresiasi Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan untuk bisa membantu mewujudkan kesetaraan pendidikan. Teknologi biquitous Base Test (UBT) & Ubiquitos-Learning (U-Learning) Platform, menurut penemunya, Cavin Shin, telah diterapkan di Afrika Selatan, Rusia, Jepang, dan Filipina. Bahkan, teknologi ini diujicobakan saat Ujian Negara bersama dengan Korea. Dalam pengembangannya di Indonesia, pemakaian teknologi biquitous Base Test (UBT) & Ubiquitos-Learning (U-Learning) Platform telah dimulai sejak November 2012 lalu, setelah NS Devil telah bekerjasama dengan Universitas Pasundan Bandung, sebagai pilot project. "Untuk tahap pertama pada Juni 2013 memperlihatkan hasil cukup signifikan bagi para mahasiswa maupun dosen dalam proses perkuliahan hingga ujian semester," kata Tonny. Editor : Latief If you like this App, please rate it If you don't like this App, please feedback