Jumat, 30 November 2012

CARA UJI PUBLIK KURIKULUM

JUM, NOVEMBER 30, 2012 11:34:55 AM JUM, NOVEMBER 30, 2012 11:34:55 AM Cara Uji Publik Kurikulum Lewat Roadshow Cara Uji Publik Kurikulum Lewat Roadshow RIANA AFIFAH RIANA AFIFAH JAKARTA, KOMPAS.com - Berbagai fase harus dilewati oleh kurikulum baru ini untuk memperoleh kesempurnaan saat diterapkan pada Juni 2013 nanti. Saat ini, kurikulum 2013 tengah memasuki fase uji publik yang akan dilakukan selama tiga minggu di lima kota besar dan 33 kabupaten/kota di Indonesia. Kepala Badan Pengembangan dan Penelitian Kemdikbud, Khairil Anwar Notodiputro, mengatakan bahwa uji publik ini menggunakan beberapa pendekatan yaitu secara langsung dan secara online yang dapat diakses oleh semua masyarakat. Sementara yang secara langsung, pihak yang dilibatkan adalah guru, praktisi pendidikan, pengamat pendidikan, ahli pendidikan, anggota DPR, anggota DPRD, kepala dinas pendidikan, tim narasumber wapres, tim inti, unsur Kemdikbud dan unsur Kemenag. "Semuanya diajak di sini untuk memberi masukan. Ada sekitar 383 orang yang akan ikut uji publik di Jakarta ini," kata Khairil saat Uji Publik Pengembangan Kurikulum 2013 di Hotel Mega Anggrek, Jakarta, Kamis (29/11/2012). Ia menambahkan bahwa uji publik di Jakarta akan berlangsung selama tiga hari dari 29 November-1 Desember besok. Lalu seperti apa cara yang dilakukan oleh Kemdikbud dalam uji publik langsung yang juga akan dilakukan di beberapa kota besar dalam roadshow uji publik mendatang? Jadi sebelum memberi masukan, para peserta uji publik yang terdiri dari banyak pihak ini mendengarkan paparan dan penjelasan terkait draf kurikulum baru tersebut. Selanjutnya, para peserta akan dibagi menjadi beberapa kelompok untuk melakukan diskusi terkait paparan tersebut. "Fokus diskusinya seputar paparan tersebut tapi instrumennya terkait Standar Kompetensi Lulusan, struktur kurikulum, standar proses dan penilaian," ujar Khairil. Setelah diberi waktu lebih dari 120 menit untuk berdiskusi, masing-masing kelompok diberi waktu untuk melaporkan hasil kerjanya dan rumusan hasil rekomendasi untuk kurikulum 2013 ini. Selanjutnya, hasil rekomendasi tersebut disusun dan ditelaah untuk kemudian dikombinasikan menjadi rumusan hasil uji publik yang nantinya dijadikan penyempurnaan kurikulum 2013. "Jadi dokumen kurikulum 2013 yang disempurnakan nantinya berdasarkan dari uji publik yang dilakukan saat ini," tandasnya.

PALING TIDAK MASIH BISA DITERAPKAN TIGA TAHUN

JUM, NOVEMBER 30, 2012 1:08:28 PM JUM, NOVEMBER 30, 2012 1:08:28 PMJAKARTA, KOMPAS.com - Dalam uji publik pengembangan kurikulum 2013 yang tengah berjalan, berbagai alternatif ditawarkan terkait teknis pelaksanaan yang mungkin diterapkan pada Juni 2013 mendatang. Salah satunya adalah penerapan yang dilakukan bertahap pada beberapa tingkatan Rektor Universitas Pendidikan Indonesia (UPI), Sunaryo, mengatakan bahwa pemberlakuan kurikulum 2013 ini memang sebaiknya dilakukan secara bertahap. Kemudian ada sekolah-sekolah tertentu yang menjadi sasaran "Harusnya memang piloting dan bertahap. Jangan sekaligus. Kemudian terus dikawal secara baik agar dapat diketahui kendalanya ada dimana," kata Sunaryo di Hotel Mega Anggrek, Jakarta, Jumat (30/11/2012). Tidak hanya itu, dokumen terkait dengan konsep dan implementasi kurikulum baru ini juga harus sampai langsung ke tangan sekolah dan guru yang bersangkutan sehingga implementasinya dapat sesuai dengan yang "Dokumen itu penting sekali harus sampai. Selanjutnya, prosesnya baru bisa berjalan baik. Baru kemudian evaluasinya harus komprehensif," ujar Ia menambahkan dari empat alternatif teknis pelaksanaan yang ditawarkan, dirinya menyatakan bahwa yang sesuai adalah penerapan pada kelas I, IV, VII dan X di beberapa sekolah saja. Pemilihan kelas ini juga dinilai wajar agar tidak mengganggu kelas-kelas yang sedang persiapan menuju kelulusan. "Tepat kalau dilakukan bertahap seperti itu. Untuk masifnya, paling tidak baru tiga tahun ke depan dijalankan," tandasnya.

Kamis, 29 November 2012

ALASAN MENGAPA KURIKULUM DIUBAH

KAM, NOVEMBER 29, 2012 4:11:33 AM KAM, NOVEMBER 29, 2012 4:11:33 AM Ini Alasan Dirombaknya Kurikulum Ini Alasan Dirombaknya Kurikulum RIANA AFIFAH RIANA AFIFAH JAKARTA, KOMPAS.com — Kontroversi terhadap perubahan kurikulum ini terus bermunculan. Banyak pihak menanyakan alasan digantinya Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) menjadi Kurikulum 2013 dengan standar isi yang jauh berbeda, khususnya untuk pendidikan tingkat dasar. Direktur Pembinaan Sekolah Dasar (SD) Ditjen Dikdas Kemendikbud Ibrahim Bafadal mengatakan bahwa perubahan ini juga melihat kondisi yang ada selama beberapa tahun ini. KTSP yang memberi keleluasaan terhadap guru membuat kurikulum secara mandiri untuk masing-masing sekolah ternyata tak berjalan mulus. "Tidak semua guru memiliki dan dibekali profesionalisme untuk membuat kurikulum. Yang terjadi, jadinya hanya mengadopsi saja," kata Ibrahim ketika dijumpai seusai Pemberian Penghargaan Siswa Berprestasi Tingkat Internasional dan Penganugerahan Piala Apresiasi Sastra Bagi Peserta Didik Sekolah Dasar, di Gedung A Kemendikbud, Jakarta, Rabu (28/11/2012).
Untuk itu, kurikulum yang baru ini dibuat dan dirancang oleh pemerintah, terutama untuk bagian yang sangat inti. Dengan demikian, pihak sekolah dan guru tinggal mengaplikasikan saja pola yang sudah dimasukkan dalam struktur kurikulum untuk masing-masing jenjang tersebut. Ia mengakui bahwa untuk tingkat SD terjadi perubahan yang cukup besar mengingat basis tematik integratif yang dianut saat ini. Mata pelajaran yang dulu ada 10 bidang dikurangi menjadi tersisa enam mata pelajaran saja dengan pembagian empat mata pelajaran utama dan dua mata pelajaran muatan lokal. "Jadi untuk pendidikan dasar, kami ambil yang sangat inti, seperti PPKn, Agama, Bahasa Indonesia, dan Matematika," ungkap Ibrahim. "Kami yakin dengan revisi ini, pendidikan di Indonesia akan menghasilkan generasi yang jauh lebih baik lagi dan siap menjawab tantangan ke depan," tandasnya.

Selasa, 27 November 2012

KURIKULUM 2013 UNTUK MENYIAPKAN GENERASI PENERUS PADA ZAMANNYA

SEL, NOVEMBER 27, 2012 9:58:06 AM SEL, NOVEMBER 27, 2012 9:58:06 AMJAKARTA, KOMPAS.com -- Perubahan kurikulum baru 2013 yang dinilai tidak jelas arahnya ditanggapi pemerintah. Perubahan kurikulum baru 2013, menurut Menteri Pendidikan dan Kebudayaan M Nuh, justru untuk menyiapkan generasi penerus bangsa yang sesuai zamannya. Nuh menegaskan, arah perubahan kurikulum baru jelas untuk meningkatkan dan menyeimbangkan kompetensi sikap, keterampilan, dan pengetahuan. Hal ini untuk meningkatkan pilar yang utama dalam menyongsong masa depan, yakni kreativitas, inovasi, dan produktif, serta semangat kebangsaan. "Proses pendidikan saat ini harus mengantisipasi masa depan, yang harus sesuai dengan zamannya. Ketika modal pengetahuan di masa depan menjadi penting, generasi penerus bangsa bisa mengantisipasinya karena memiliki kreativitas dan inovasi," tutur Nuh, Selasa (27/11/2012) di Jakarta. Nuh meminta agar penerapan kurikulum baru tidak dianggap tergesa-gesa. Perubahan kurikulum baru sudah direncanakan dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah 2010-2040. "Di dunia pendidikan tidak perlu berlambat-lambat. Kita justru harus bergerak cepat untuk memperbaiki pendidikan demi menyiapkan generasi masa depan bangsa. Kalau bisa satu tahun sudah diterapkan di semua kelas dan wilayah, namun kita harus mempertimbangkan kelayakan implementasinya," papar Nuh.

Senin, 26 November 2012

KURIKULUM BARU BERBASIS PENDEKATAN SAIN

SEN, NOVEMBER 26, 2012 1:34:44 AM SEN, NOVEMBER 26, 2012 1:34:44 AM Kurikulum Baru Berbasis Pendekatan Sains Kurikulum Baru Berbasis Pendekatan Sains ESTER LINCE NAPITUPULU ESTER LINCE NAPITUPULU JAKARTA, KOMPAS.com — Perubahan kurikulum menekankan pembelajaran dengan pendekatan berbasis sains. Dengan pendekatan berbasis sains, siswa didorong lebih mampu dalam mengobservasi, bertanya, bernalar, dan mengomunikasikan atau mempresentasikan. "Obyek yang menjadi pembelajaran adalah fenomena alam, sosial, seni, dan budaya," kata Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Mohammad Nuh dalam upacara peringatan Hari Guru Nasional di Jakarta, Senin (26/11/2012). Tema peringatan Hari Guru Nasional 2012 yakni "Memacu Profesionalisasi Guru Melalui Peningkatan Kompetensi dan Penegakan Kode Etik". Nuh mengatakan, ke depannya diharapkan siswa Indonesia memiliki kompetensi sikap, keterampilan, dan pengetahuan yang jauh lebih baik. "Mereka akan lebih kreatif, inovatif, dan lebih produktif sehingga nantinya mereka bisa sukses dalam menghadapi berbagai persoalan dan tantangan di zamannya," ujar Nuh. Menurut Nuh, pencapaian peningkatan mutu pendidikan nasional dan generasi masa depan bangsa butuh peran guru yang profesional. Untuk itu, profesionalisasi dan penegakan kode etik guru harus terus ditegakkan.

SEN, NOVEMBER 26, 2012 2:31:48 AM SEN, NOVEMBER 26, 2012 2:31:48 AMJAKARTA, KOMPAS.com - Dalam rancangan kurikulum baru yang disosialisasikan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, jumlah mata pelajaran di sekolah dasar dipadatkan dari 10 mata pelajaran menjadi enam mata pelajaran. Namun, jam belajar bertambah empat jam per minggu. Jam pelajaran SD dari 26 jam menjadi 30 jam per minggu. ”Pengurangan mata pelajaran juga dilakukan di SMP,” kata Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Mohammad Nuh di Jakarta, Minggu (25/11). Menurut Nuh, mata pelajaran SMP yang semula 12 mata pelajaran mulai tahun ajaran 2013/2014 dipadatkan menjadi 10 mata pelajaran. Adapun jam pelajaran bertambah dari 32 jam menjadi 38 jam per minggu. Mata pelajaran di SMP nantinya hanya Agama, Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan, Bahasa Indonesia, serta Matematika sebagai mata pelajaran pokok. Mata pelajaran lain adalah IPA, IPS, Bahasa Inggris, Seni dan Budaya, Olahraga dan Kesehatan Jasmani serta Prakarya. Di SD nantinya hanya ada pelajaran Agama, PPKN, Bahasa Indonesia, dan Matematika sebagai mata pelajaran pokok. Mata pelajaran lain adalah Olahraga dan Kesehatan Jasmani serta Seni Budaya dan Prakarya. Mata pelajaran IPA dan IPS di tingkat SD, menurut Nuh, tidak dihapuskan, tetapi materinya dimasukkan ke pelajaran Bahasa Indonesia. ”Misalnya ketika membahas sungai dalam pelajaran Bahasa Indonesia, maka dari sisi IPA masuk materi soal curah hujan, lingkungan, dan sebagainya. Materi IPS-nya masuk dalam bentuk manfaat sungai bagi masyarakat, perlunya Menurut Nuh, kurikulum disusun sejak tahun 2010 dengan meminta masukan sejumlah pakar pendidikan dan pakar berbagai bidang keilmuan. Kurikulum baru tetap mengutamakan kompetensi dengan menekankan pada Nuh membantah anggapan setiap ganti menteri, ganti kurikulum. Menurut dia, penyempurnaan kurikulum merupakan amanat undang-undang. Kurikulum harus selalu disempurnakan dengan melihat kebutuhan dan tantangan pendidikan pada masa mendatang. ”Kurikulum ini dirancang untuk mempersiapkan anak didik 15-20 tahun mendatang yang sangat membutuhkan karakter kuat, kreatif, dan berilmu pengetahuan,” katanya. Meskipun demikian, ujar Nuh, pihaknya melakukan sosialisasi dan uji publik pada akhir November sampai awal Desember untuk meminta masukan dari Dirjen Pendidikan Dasar dan Menengah Kemdikbud Suyanto mengatakan, setelah kurikulum baru disepakati, guru-guru segera disiapkan untuk menerapkan kurikulum ini mulai tahun ajaran baru 2013. Penyiapan guru sangat penting karena dalam kurikulum baru metode pengajaran mengalami perubahan. Guru tidak lagi berdiri di depan kelas memberikan materi, tetapi dituntut mampu mendorong siswa untuk kreatif dan berani berbicara. (THY)

Rabu, 21 November 2012

BENAI POLA REKRUTMEN GURU

KAM, NOVEMBER 22, 2012 2:00:52 AM KAM, NOVEMBER 22, 2012 2:00:52

ALI SOBRI, CAROLINE DAMANIK ALI SOBRI, CAROLINE DAMANIK JAKARTA,

KOMPAS.com - Pelaksanaan sertifikasi guru yang selama ini gencar dilakukan pemerintah dinilai tidak berdampak pada peningkatan kualitas guru, apalagi bagi peserta didik. Pasalnya, proses sertifikasi yang dilakukan hanya ditempuh melalui penilaian terhadap catatan prestasi dan sertifikat yang dimiliki saja. Cara ini dinilai tidak mengubah kualitas guru. Pengamat pendidikan Darmaningtyas menilai, sulitnya peningkatan kualitas guru adalah warisan masa Orde Baru. Pola rekrutmen guru yang salah diteruskan meski sudah memasuki masa reformasi. "Guru-guru yang dulu itu direkruitnya juga salah. Dalam persyaratan menjadi guru zaman itu adalah guru bersih diri dan bersih lingkungannya dari pengaruh G-30S-PKI, guru yang kritis tidak bisa diterima pada saat itu. Pascareformasi juga sama, banyak guru honorer yang secara otomatis bisa jadi PNS," ujar Darmaningtyas di sela acara workshop 'Sarjana Mendidik Pelosok Negeri' di Hotel Prasada Mansion, Jakarta Selatan, Rabu (21/11/2012). Namun, meski demikian, dia percaya kesalahan rekrutmen itu bisa dibenahi. Caranya dengan mengikutsertakan para guru dalam pelatihan dan memotivasi guru untuk mau terus berkembang. "Meningkatkan guru yang sudah ada bisa dengan menggelar training supaya mereka punya wawasan. Atau mungkin, kalau perlu diikutsertakan seperti Sarjana Mengajar di pelosok, para guru dikirim juga ke daerah tertinggal biar termotivasi dalam mendidik dan mengajarnya," tambahnya. Contoh baik Darmaningtyas menyebutkan, pola rekrutmen calon guru dalam program Sarjana Mendidik di daerah Terdepan, Terluar, dan Tertinggal (SM-3T) sebagai contoh yang baik. Dalam pengamatannya, pola rekrutmen yang berlaku bagi para sarjana pendidikan di Indonesia ini tidak hanya menguji kemampuan intelektual kandidat-kandidatnya. "Program Sarjana Mengajar itu salah satu proses rekruitmen guru profesional yang baik, seleksi awal di LPTK saja sudah sangat bagus. Pesertanya ditranfer ke pelosok untuk mengajar, setelahnya juga harus mengikuti pendidikan Profesi guru dan pengangkatannya pun tidak secara otomatis bisa menjadi guru PNS," tuturnya. Selain itu, guru yang dipersiapkan juga tidak sekadar memenuhi kebutuhan jumlah dan profesionalitas di wilayah pengabdian, tetapi juga diharapkan bisa menjadi agen perubahan di masyarakat. "Tidak hanya dalam soal pendidikan, tetapi secara sosial kemasyarakatan, mereka belajar menjadi pribadi kokoh, adaftif, tapi juga mengubah kultur masyarakatnya menjadi lebih baik, mereka ini secara massif seperti agen perubahan sosial juga," ucapnya. Selain untuk kemajuan dalam kehidupan bermasyarakat, Darmaningtyas menilai, kehadiran SM-3T juga menjadi pintu masuk yang efisien dan efektif untuk menjaring asupan informasi tentang potret pendidikan di daerah 3T, mulai dari penemuan bibit potensial di daerah itu hingga pemetaan fisik sekolah dan verifikasi data sekolah secara cepat dan akurat dengan teknologi informasi demi penguatan kehidupan berbangsa dalam bingkai Negara Kesatuan Republik Indonesia. "Sarjana Mengajar ini juga membuka wawasan soal kondisi pendidikan kita dan bisa menjadi katalisator untuk mengembangkan cara pikir keindonesiaan baik bagi peserta calom guru, murid, sesama guru, bahkan masyarakatnya," tandasnya.

Selasa, 20 November 2012

AUDIT ANGGARAN PENGUBAHAN KURIKULUM

RAB, NOVEMBER 21, 2012 4:24:09 AM

RATIH PRAHESTI SUDARSONO RATIH PRAHESTI SUDARSONO JAKARTA, KOMPAS.com — Audit terhadap penggunaan anggaran atas perubahan kurikulum perlu dilakukan. Pasalnya, rencana perubahan kurikulum pendidikan nasional tergolong mendadak dan tidak terdapat dalam rencana strategis Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemdikbud). Demikian diungkapkan Rohmani, anggota Panja Kurikulum Komisi X DPR, Rabu (20/11/2012). Ia berharap ada transparansi penggunaan anggaran dalam perubahan kurikulum tersebut. "Kami hanya ingin memastikan ada korelasi kualitas kinerja dengan anggaran. Jangan sampai anggaran tidak berbanding lurus dengan kualitas kurikulum yang dihasilkan," katanya dalam surat elektronikanya, pagi ini. Menurut dia, audit kinerja ini penting untuk memastikan anggaran sesuai dengan kinerja yang dihasilkan. Rohmani khawatir anggaran yang digunakan sangat besar, sementara kurikulum yang dihasilkan tidak menjawab tantangan dunia pendidikan dewasa ini. "Sering kali seperti itu. Anggaran selangit, tetapi hasilnya tidak bisa menyelesaikan persoalan pendidikan yang ada," kata Rohmani. Ia juga mengatakan, perubahan kurikulum ini telah menciptakan polemik di tengah masyarakat, terutama pelaku dunia pendidikan. Komisi X DPR merasa tidak dilibatkan dalam pembahasan perubahan kurikulum pendidikan nasional tersebut, tuturnya. "Panja kurikulum baru terbentuk, baru pembicaraan awal dengan pemerintah. Tiba-tiba pemerintah sudah menyerahkan perubahan kurikulum tersebut kepada Wapres," kata anggota Fraksi PKS itu.

TUNJANGAN BELUM LUNAS,SERTIFIASIGURU LANJUT TERUS

RAB, NOVEMBER 21, 2012 5:20:04
ALI SOBRI ALI SOBRI JAKARTA, KOMPAS.com

- Uji kompetensi awal (UKA) dan uji kompetensi guru (UKG) akan tetap digelar meski hasilnya belum memenuhi target sampai saat ini. Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) RI Mohammad Nuh menegaskan, langkah itu tetap akan ditempuh untuk dapat memetakan kemampuan seluruh guru di Indonesia. "Mengapa kami tetap melakukan UKA dan UKG Online sebelum sertifikasi? Seperti yang sudah kami jelaskan, langkah ini untuk memastikan peta-peta guru sampai dimana kemampuan mereka," kata Nuh di Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan RI, Jakarta, Selasa (20/11/2012). Nuh menegaskan, usaha pemerintah dalam peningkatan mutu guru tidak akan berhenti sampai di tahap sertifikasi guru saja. Pemerintah akan terus melakukan upaya untuk mengukur kinerja guru. Saat ini, lanjutnya, pemerintah baru mampu melakukan tahap menyejahterakan guru melalui tunjangan yang diberikan bagi guru-guru yang telah memenuhi kriteria. "Dengan sertifikasi, guru-guru yang sekadar ngobyek sudah turun drastis. Memang, dari tunjangan guru yang diberikan belum lunas semuanya, tapi dari sana minimal kesejahteraannya dulu, daripada tidak sama sekali," ucapnya. "Kami akan mengukur kehadiran, persiapan bahan ajar, dan terus melalukan peningkatan dalam uji kompetensi guru. Walau ada kritik habis-habisan pun, kami akan tetap lakukan sertifikasi. Wong sertifikasi guru kan amanat undang-undang," tambahnya kemudian. Selain meningkatkan hasil sertifikasi yang telah digelar, Nuh juga mengatakan kementerian akan lebih selektif dalam meningkatkan kemampuan profesional guru, khususnya terkait rekruitmen para guru baru. Calon guru harus menempuh pelatihan panjang dan harus tinggal di asrama.

Sabtu, 17 November 2012

DAMPAK PELAKSANAAN KURIKULUM BARU PADA UN

SAB, NOVEMBER 17, 2012 12:40:50 AM SAB, NOVEMBER 17, 2012 12:40:50 AMJAKARTA, KOMPAS.com - Setelah dipaparkan pada Wakil Presiden Republik Indonesia (RI) Boediono, Selasa lalu, kurikulum baru akan segera diuji publik dengan menawarkan berbagai pilihan terkait struktur kurikulum tiap jenjang maupun teknis penerapannya. Untuk jenjang Sekolah Dasar (SD), kurikulum baru ini nyaris merombak keseluruhan sistem pembelajaran. Sebagai dampak, muncul pertanyaan apakah Ujian Nasional (UN) akan tetap dapat dilakukan dengan sistem pembelajaran berbasis tematik integratif ini? Anggota Badan Standarisasi Nasional Pendidikan (BSNP), Teuku Ramli Zakaria, mengatakan bahwa ada kemungkinan UN ditiadakan pada tingkat SD. Namun bisa jadi UN tetap berlanjut dengan pola dan cara yang berbeda dari yang selama ini dijalankan. "Bisa jadi tidak ada UN. Tapi bisa juga UN tetap ada dengan kisi-kisi UN dari nasional tapi soal dibuat oleh sekolah," kata Ramli kepada Kompas.com, Jumat (16/11/2012). Sementara untuk jenjang yang lain seperti Sekolah Menengah Pertama (SMP) dan Sekolah Menengah Atas (SMA), UN tetap dijalankan seperti biasa. Ia menuturkan bahwa untuk tingkat menengah ini, UN masih dianggap penting sebagai pertimbangan proses seleksi ke jenjang selanjutnya. Sebelumnya, Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Mohammad Nuh juga sempat mengatakan bahwa masalah UN untuk tingkat SD seiring diberlakukannya kurikulum baru pada Juni 2013 masih dibahas. Namun ada kemungkinan UN untuk SD dapat ditiadakan melihat sistem pembelajaran "Ya untuk SD yang pengaruh. Tapi masih dibahas. Kalau untuk SMA itu tetap ada," jelas Nuh.

KURIKULUM BARU ADA WACANA BUKU GRATIS

SAB, NOVEMBER 17, 2012 7:21:25 AM SAB, NOVEMBER 17, 2012 7:21:25 AMJAKARTA, KOMPAS.com - Untuk kurikulum baru yang diterapkan pada Juni 2013 nanti dikabarkan buku-buku pelajaran akan diberikan secara gratis pada guru dan siswa. Tentunya hal ini membuat penerbit buku merasa khawatir dengan kebijakan yang diperkirakan berlaku pada 2013 ini. Kepala Pusat Kurikulum dan Perbukuan Kemdikbud, Diah Harianti, mengatakan bahwa pihaknya masih menyiapkan model buku dan belum mengetahui perihal masalah percetakan. Namun ia mengakui wacana untuk memberikan buku pelajaran secara gratis memang ada. "Kami siapkan saja semuanya. Dicetak oleh negara atau swasta, kami masih belum tahu. Tapi untuk buku gratis itu memang ada rencana," kata Diah Terkait wacana ini, ia mengungkapkan bahwa pihaknya selalu mengingatkan pada para penerbit agar tidak bergantung pada pembuatan buku pelajaran sekolah saja. Pasalnya, suatu hari nanti buku pelajaran sekolah ini memang "Sekarang sudah ada program wajar 12 tahun yang semestinya sudah bebas biaya untuk negeri. Tapi walaupun ada yang gratis, urusan buku kadang "Padahal urusan buku ini yang kerap dikeluhkan oleh orang tua siswa karena tidak murah. Untuk itu, buku pelajaran digratiskan ini mungkin terjadi," Sementara itu Wakil Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, Musliar Kasim, mengatakan bahwa banyak keluhan yang masuk karena urusan buku yang memakan biaya besar dari para orang tua siswa. Ditambah lagi, kurikulum yang berlaku saat ini memang membutuhkan buku yang banyak. "Nanti akan disuplai langsung dari pemerintah untuk buku. Ini bisa menghemat pengeluaran pendidikan juga bagi orang tua," ujar Musliar.

Jumat, 16 November 2012

KURIKULUM SD BERBASIS TEMATIK TERINTEGRATIF

NOVEMBER 16, 2012 10:19:16 AMJAKARTA, KOMPAS.com —
Perombakan kurikulum untuk tahun ajaran 2013/2014 sedianya akan diberlakukan terhadap siswa dari jenjang sekolah dasar (SD) hingga sekolah menengah atas (SMA). Dari ketiga jenjang sekolah ini, pendekatan untuk tingkat dasar menjadi yang paling krusial. Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Mohammad Nuh mengatakan bahwa pendekatan kurikulum untuk tingkat dasar harus dipersiapkan sebaik mungkin. Pasalnya, anak-anak mulai mengenal dan mengamati suatu hal pada tingkatan SD sehingga harus dibuat sedemikian rupa agar tidak salah "Untuk tingkat SD ini, banyak terjadi perdebatan dan beda pendapat di dalam tim. Tapi disepakati satu bahwa pada jenjang ini, pendekatan proses belajarnya, dengan cara tematik integratif," kata Nuh saat jumpa pers di Kantor Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemdikbud), Selasa (13/ Seperti diketahui, jumlah mata pelajaran untuk jenjang SD dipadatkan menjadi enam mata pelajaran dari sebelumnya sebanyak 10 mata pelajaran. Berkurangnya jumlah mata pelajaran pada tingkat SD ini diakibatkan agar mata pelajaran IPA dan IPS tidak lagi berdiri sendiri, tetapi terintegrasi "Pelajaran wajibnya kan ada Agama, PPKn, Matematika, Bahasa Indonesia, Seni Budaya, serta Pendidikan Jasmani dan Kesehatan," ujar Nuh. Ada dua alternatif yang mengemuka pada penerapan kurikulum baru untuk pendidikan dasar ini. Pertama, IPA dan IPS tidak berdiri sendiri sebagai mata pelajaran untuk kelas I hingga kelas VI. Kedua, IPA dan IPS akan berdiri sendiri sebagai mata pelajaran saat siswa masuk kelas IV hingga kelas VI. "Ada usulan memang semacam itu. Tapi nanti kita lihat saja. Yang pasti IPA dan IPS itu tidak hilang hanya dimasukkan pada mata pelajaran yang lain. Pendekatannya saja namanya tematik integratif," ungkap Nuh. Dengan pendekatan tematik integratif ini, anak-anak tingkat SD ini akan belajar sesuai dengan tema yang dipilih oleh gurunya secara teratur tiap minggu. Tema yang diangkat tersebut akan menjadi penggerak mata "Contoh, temanya 'sungai', maka anak-anak bisa diajak bercerita tentang sungai dalam bentuk tulisan, itu masuk Bahasa Indonesia. Kemudian dijelaskan bahwa sungai tidak boleh dicemari karena akibatnya merugikan masyarakat, itu bisa masuk PPKn. Yang seperti itu nanti yang akan Pendekatan kurikulum yang akan dilakukan untuk pendidikan dasar ini juga membutuhkan guru yang kompeten dan kreatif. Nantinya guru akan diberi buku acuan untuk memilih tema dan mengembangkannya. Anak-anak juga sesekali akan diajak keluar kelas untuk observasi langsung terkait tema yang "Jadi, lingkungan alam bebas di luar juga bisa jadi laboratorium. Dengan ini, kompetensi lulusannya juga akan berubah lebih baik," tandasnya.

Rabu, 14 November 2012

SOSIALISASI KISI-KISI UN TAHUN 2013

SEL, NOVEMBER 13, 2012 7:33:33 AM SEL, NOVEMBER 13, 2012 7:33:33 AMJAKARTA, KOMPAS.com - Seperti yang telah dijadwalkan, kisi-kisi untuk Ujian Nasional (UN) 2013 akan segera disosialisasikan pada November ini. Rencananya Badan Standarisasi Nasional Pendidikan bersama Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan akan melakukan sosialisasi pada pekan depan. Kepala Pusat Penilaian Pendidikan Kemdikbud, Hari Setiadi, mengatakan bahwa kisi-kisi untuk UN 2013 segera akan disosialisasikan. Pasalnya, dengan kisi-kisi yang ada ini dapat memberi acuan pada para guru untuk mengajarkan materi yang sesuai kepada siswanya. "Benar, sudah akan disosialisasikan. Kami inginkan secepatnya. Paling tidak minggu depan sudah bisa sosialisasi," kata Hari kepada Kompas.com, Metode yang akan ditempuh untuk sosialisasi kisi-kisi soal UN 2013 ini adalah dengan berkirim surat pada Dinas Pendidikan masing-masing daerah dan sekolah-sekolah yang ada di seluruh Indonesia. Selanjutnya, akan ada website juga yang dapat digunakan untuk mengakses kisi-kisi soal tersebut. "Websitenya milik BSNP dan Balitbang. Nanti bisa diakses kisi-kisi itu lewat Untuk konten kisi-kisi soal UN, Hari menuturkan bahwa tidak jauh berbeda dengan kisi-kisi soal UN 2012. Ia jug meminta pada para guru agar tidak perlu khawatir dan sementara dapat menggunakan pedoman yang lama dalam mempersiapkan peserta didik menempuh UN 2013. "Tidak akan jauh berbeda dengan tahun sebelumnya. Jadi tidak perlu ada yang dikhawatirkan," tandasnya.

Sabtu, 10 November 2012

TENTANG KEMENTRIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN

Tentang Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Posted Thu, 03/22/2012 - 15:00 by adminsidiknas (not verified)

SEJARAH Awal Kemerdekaan (1945-1950) Pada prakemerdekaan pendidikan bukan untuk mencerdaskan kaum pribumi, melainkan lebih pada kepentingan kolonial penjajah. Pada bagian ini, semangat menggeloraan ke-Indonesia-an begitu kental sebagai bagian dari membangun identitas diri sebagai bangsa merdeka. Karena itu tidaklah berlebihan jika instruksi menteri saat itu pun berkait dengan upaya memompa semangat perjuangan dengan mewajibkan bagi sekolah untuk mengibarkan sang merah putih setiap hari di halaman sekolah, menyanyikan lagu Indonesia Raya, hingga menghapuskan nyanyian Jepang Kimigayo. Organisasi kementerian yang saat itu masih bernama Kementerian Pengajaran pun masih sangat sederhana. Tapi kesadaran untuk menyiapkan kurikulum sudah dilakukan. Menteri Pengajaran yang pertama dalam sejarah Republik Indonesia adalah Ki Hadjar Dewantara. Pada Kabinet Syahrir I, Menteri Pengajaran dipercayakan kepada Mr. Mulia. Mr. Mulia melakukan berbagai langkah seperti meneruskan kebijakan menteri sebelumnya di bidang kurikulum berwawasan kebangsaan, memperbaiki sarana dan prasarana pendidikan, serta menambah jumlah pengajar. Pada Kabinet Syahrir II, Menteri Pengajaran dijabat Muhammad Sjafei sampai tanggal 2 Oktober 1946. Selanjutnya Menteri Pengajaran dipercayakan kepada Mr. Soewandi hingga 27 Juni 1947. Pada era kepemimpinan Mr. Soewandi ini terbentuk Panitia Penyelidik Pengajaran Republik Indonesia yang diketuai Ki Hadjar Dewantara. Panitia ini bertujuan meletakkan dasar-dasar dan susunan pengajaran baru. Era Demokrasi Liberal (1951-1959) Dapat dikatakan pada masa ini stabilitas politik menjadi sesuatu yang langka, demikian halnya dengan program yang bisa dijadikan tonggak, tidak bisa dideskripsikan dengan baik. Selama masa demokrasi liberal, sekitar sembilan tahun, telah terjadi tujuh kali pergantian kabinet. Kabinet Natsir yang terbentuk tanggal 6 September 1950, menunjuk Dr. Bahder Johan sebagai Menteri Pengajaran Pendidikan dan Kebudayaan (PP dan K). Mulai bulan April 1951 Kabinet Natsir digantikan Kabinet Sukiman yang menunjuk Mr. Wongsonegoro sebagai Menteri PP dan K. Selanjutnya Dr. Bahder Johan menjabat Menteri PP dan K sekali lagi, kemudian digantikan Mr. Mohammad Yamin, RM. Soewandi, Ki Sarino Mangunpranoto, dan Prof. Dr. Prijono. Pada periode ini, kebijakan pendidikan merupakan kelanjutan kebijakan menteri periode sebelumnya. Yang menonjol pada era ini adalah lahirnya payung hukum legal formal di bidang pendidikan yaitu UU Pokok Pendidikan Nomor 4 Tahun 1950. Era Demokrasi Terpimpin (1959-1966) Dekrit Presiden 5 Juli 1959 mengakhiri era demokrasi parlementer, digantikan era demokrasi terpimpin. Di era demokrasi terpimpin banyak ujian yang menimpa bangsa Indonesia. Konfrontasi dengan Belanda dalam masalah Irian Barat, sampai peristiwa G30S/PKI menjadi ujian berat bagi bangsa Indonesia. Dalam Kabinet Kerja I, 10 Juli 1959 – 18 Februari 1960, status kementerian diubah menjadi menteri muda. Kementerian yang mengurusi pendidikan dibagi menjadi tiga menteri muda. Menteri Muda Bidang Sosial Kulturil dipegang Dr. Prijono, Menteri Muda PP dan K dipegang Sudibjo, dan Menteri Muda Urusan Pengerahan Tenaga Rakyat dipegang Sujono. Era Orde Baru (1966-1998) Setelah Pemberontakan G30S/PKI berhasil dipadamkan, terjadilah peralihan dari demokrasi terpimpin ke demokrasi Pancasila. Era tersebut dikenal dengan nama Orde Baru yang dipimpin Presiden Soeharto. Kebijakan di bidang pendidikan di era Orde Baru cukup banyak dan beragam mengingat orde ini memegang kekuasaan cukup lama yaitu 32 tahun. Kebijakan-kebijakan tersebut antara lain kewajiban penataran P4 bagi peserta didik, normalisasi kehidupan kampus, bina siswa melalui OSIS, ejaan Bahasa Indonesia yang disempurnakan atau EYD, kuliah kerja nyata (KKN) bagi mahasiswa, merintis sekolah pembangunan, dan lain-lain. Pada era ini tepatnya tahun 1978 tahun ajaran baru digeser ke bulan Juni. Pembangunan infrastruktur pendidikan juga berkembang pesat pada era Orde Baru tersebut. Menteri pendidikan dan kebudayaan di era Orde Baru antara lain Dr. Daud Joesoef, Prof. Dr. Nugroho Notosusanto, Prof. Dr. Faud Hassan, Prof. Dr. Ing. Wardiman Djojonegoro, dan Prof. Dr. Wiranto Aris Munandar Era Reformasi (1998-2011) Setelah berjaya memenangkan enam kali Pemilu, Orde Baru pada akhirnya sampai pada akhir perjalanannya. Pada tahun 1998 Indonesia diterpa krisis politik dan ekonomi. Demonstrasi besar-besaran di tahun tersebut berhasil memaksa Presiden Soeharto meletakkan jabatannya. Kabinet pertama di era reformasi adalah kabinet hasil Pemilu 1999 yang dipimpin Presiden Abdurrahman Wahid. Pada masa ini Departemen Pendidikan dan Kebudayaan diubah menjadi Departemen Pendidikan Nasional dengan menunjuk Dr. Yahya Muhaimin sebagai Menteri Pendidikan Nasional. Pada tahun 2001 MPR menurunkan Presiden Abdurrahman Wahid dalam sidang istimewa MPR dan mengangkat Megawati Soekarnoputri sebagai presiden. Di era pemerintahan Presiden Megawati, Mendiknas dijabat Prof. Drs. A. Malik Fadjar, M.Sc. Pemilihan Umum 2004 dan 2009 rakyat Indonesia memilih presiden secara langsung. Pada dua pemilu tersebut Susilo Bambang Yudhoyono berhasil terpilih menjadi presiden. Selama kepemimpinan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono, Mendiknas dijabat Prof. Dr. Bambang Sudibyo, MBA. Dan Prof. Dr. Ir. Mohammad Nuh. Pada tahun 2011 istilah departemen diganti menjadi kementerian dan pada tahun 2012 bidang pendidikan dan kebudayaan disatukan kembali menjadi Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. Kebijakan pendidikan di era reformasi antara lain perubahan IKIP menjadi universitas, reformasi undang-undang pendidikan dengan lahirnya Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003, Ujian Nasional (UN), sertifikasi guru dan dosen, Bantuan Operasional Sekolah (BOS), pendidikan karakter, dan lain-lain.

Senin, 05 November 2012

LDKS BERSAMA

SMP Negeri Ngimbang telah berhasil melaksanakan LDKMS bersama. SMP yang ikut adalah SMP NEGERI 3, 2 dan SMPN 1. Pelaksanaannya pada hari Sabtu dan Minggu tanggal 3, 4 November 2012 di  WONOSALAM. Inti kegiatan tersebut difokuskan pada krterampilan memimpin sehingga materinya berupa outbon. Adapun materi lainnya diadakan di sekolah masing-masing. SMP NEGERI 3 pelaksanaan materi bidang managemen keosisan dilaksanakan tanggal 29, 30, 31 Oktober 2012.


VISI DAN MISI SMP NEGERI 3 NGIMBANG

1. Kepala              : Sujak,S.Pd., M.Pd
2. Wakasek           : Kusnan, S. Pd
     Ur. Kurikulum   : Drs.Zamroni
      Ur. Kesiswaan : Sisto, S. Pd
      Ur. Sarpras       : Sri Ajeng, S.Pd
       Ur. Humas        : Drs. Suprapto