MERENUNG SEJENAK......HIDUP SESUDAH MATI
Kita sebagai umat Islam harus yakin bahwa setelah mati kita akan hidup lagi, hidup yang abadi, hidup yang kekal untuk selama-lamanya. Karena demikian kita perlu merenung diri, bagaimana dan untuk apa hidup yang sekarang ini. Untuk kebaikan atau untuk kedustaan? Kalau hidup ini kita gunakan yang baik tentu saja dalam hidup setelah mati nanti, kita akan mendapat kebaikan, kita akan mendapat pahala yang besarannya sama dengan apa yang kita perbuat sebelum mati.
Berdasarkan beberapa hadist dan beberapa buku agama Islam menyatakan bahwa hidup setelah mati terbagi menjadi lima periode, yaitu: (1) Periode menunggu, yaitu masa sesudah meninggal dunia sampai dengan hari kiamat besar. Mssa ini sering dinamai ALAM BARZAKH atau ALAM KUBUR. Masa menanti tersebut mulai dari mati sampai semua makhluk akan dihancurkan dalam kiamat besar tersebut (2) Periode peralihan, yaitu dimulainya pergantian kehidupan dunia dengan akhirat. Semua yang ada ini akan mati total Masa peraliahan ini yang sering dengan dinamakan KIAMAT BESAR. Dalam kiamat besar ini bumi bergoncang sehebat-hebatnya, gunung-gunung berloncatan seperti belalang yang dikejar manusia, berlemparan seperti kapas yang beterbangan, Matahari, bulan, bintang beredar dengan tidak beraturan sehingga bertabrakan dan hancur lebur berantakan. Semua makhluk hidup langsung mati serentak. Kejadian ini menjadikan sunyi sepi selama 40 tahun, tak ada bunyi, tak ada suara, tak ada yang bergerak, dan angin pun tak berhembus. (3) Periode kebangkitan, yaitu keadaan di mana semua manusia, malaikat, jin, dan iblis yang sudah mati itu dihidupkan kembali. Seluruh manusia mulai Nabi Adam sampai kiamat besar hidup kembali dan Allahlah yang mengetahuinya. Mereka berdiri di tempatnya masing-masing-masing secara utuh, jasad dan rohnya. Periode ini dinamai KEBANGKITAN TOTAL, MAHSYAR atau HARI KEGEMBIRAAN BESAR. Kira-kira 40 tahun pula lamnya. Di sini mereka menunggu untuk diadili. Bagi mereka yang sering berbuat kejahatan menjadi panik, letih, lesu, lapar dan panas. Sedangkan mereka yang mendapat perlindungan daari Allah karena perbuatan baiknya tidak akan merasakan panas, lesu dan letih tersebut. (4) Perriode perhisaban, yakni keadaan di mana setiap manusia dan jin akan dihisab, akan diperhitungkan semua perbuatan, perkataan, dan tingkah lakunya selama hidup di dunia ini, akan diminta pertanggungjawabannya, dari masalah yang sekecil-kecilnya sampai masalah yang sebesar-besarnya. Pengadilan akhirat ini hampir sama dengan pengadilan di dunia. Dalam pengadilan ini Allah SWT sendiri bertindak sebagai hakim, manusia dan jin menjadi terdakwa, seluruh malaikan menjadi jaksa, dan para nabi dan rosul sebagai pembela. Perhisaban itu dimulai dari soal tanya jawab, lalu membaca buku catatan harian, kemudian melihat foto-foto, mendengarkan rekaman, lalu timbangan raksasa yang menimbang kebajikan dan kejahatan dari yang sekecil-kecilnya sampai yang sebesar-besarnya. (5) Periode pembalasan, yakni keadaan di mana setiap orang setelah dihisab atau diadili, akan mendapat pembalasan dari apa yang mereka perbuat selama hidupnya di dunia. Perbuatan yang baik akan dibalas Allah dengan kebaikan. Perbuatan jelek akan dibalas Allah degan kejahatanpula. Allah maha adil, Allah maha bijaksana. DI sinilah ada dua kelompok, yakni orang yang masuk surga, dan orang yang masuk neraka.
0 Komentar:
Posting Komentar
Berlangganan Posting Komentar [Atom]
<< Beranda