Jumat, 02 Januari 2015

MERENUNG SEJENAK......HIDUP SESUDAH MATI

    Kita sebagai umat Islam harus yakin bahwa setelah mati kita akan hidup lagi, hidup yang abadi, hidup yang kekal untuk selama-lamanya. Karena demikian kita perlu merenung diri, bagaimana dan untuk apa hidup yang sekarang ini. Untuk kebaikan atau untuk kedustaan? Kalau hidup ini kita gunakan yang baik tentu saja dalam hidup setelah mati nanti,  kita akan mendapat kebaikan, kita akan mendapat pahala yang besarannya sama dengan apa yang kita perbuat sebelum mati.
      Berdasarkan beberapa hadist dan beberapa buku agama Islam menyatakan bahwa hidup setelah mati terbagi menjadi lima periode, yaitu: (1) Periode menunggu, yaitu masa sesudah meninggal dunia sampai dengan hari kiamat besar. Mssa ini sering dinamai ALAM BARZAKH atau ALAM KUBUR. Masa menanti  tersebut  mulai dari mati sampai semua makhluk akan dihancurkan dalam kiamat besar tersebut (2)  Periode peralihan,  yaitu dimulainya pergantian  kehidupan dunia dengan akhirat. Semua yang ada ini akan mati total Masa peraliahan ini yang sering dengan dinamakan KIAMAT BESAR. Dalam kiamat besar ini  bumi bergoncang sehebat-hebatnya, gunung-gunung berloncatan seperti belalang yang dikejar manusia,  berlemparan seperti kapas yang beterbangan, Matahari, bulan, bintang beredar dengan  tidak beraturan sehingga bertabrakan dan hancur lebur berantakan.  Semua makhluk hidup langsung mati serentak. Kejadian ini menjadikan sunyi sepi selama 40 tahun, tak ada bunyi, tak ada suara, tak ada yang bergerak, dan angin pun tak berhembus. (3)  Periode kebangkitan,  yaitu keadaan di mana  semua manusia, malaikat, jin, dan iblis yang sudah mati itu dihidupkan kembali. Seluruh manusia mulai Nabi Adam sampai kiamat besar hidup kembali dan Allahlah yang mengetahuinya. Mereka berdiri di tempatnya masing-masing-masing secara utuh, jasad dan rohnya. Periode ini dinamai KEBANGKITAN TOTAL, MAHSYAR atau HARI KEGEMBIRAAN BESAR. Kira-kira 40 tahun pula lamnya. Di sini mereka menunggu untuk diadili. Bagi mereka yang sering berbuat kejahatan menjadi panik, letih, lesu, lapar dan panas. Sedangkan mereka yang mendapat perlindungan daari Allah karena perbuatan baiknya tidak akan merasakan  panas, lesu dan letih tersebut. (4) Perriode perhisaban, yakni  keadaan di mana  setiap manusia dan jin akan dihisab, akan diperhitungkan semua perbuatan, perkataan, dan tingkah lakunya selama hidup di dunia ini, akan diminta pertanggungjawabannya, dari masalah yang sekecil-kecilnya sampai masalah yang sebesar-besarnya. Pengadilan akhirat ini hampir sama dengan pengadilan di dunia. Dalam pengadilan ini Allah SWT sendiri bertindak  sebagai hakim,  manusia dan jin menjadi terdakwa,  seluruh malaikan menjadi jaksa, dan para nabi dan rosul sebagai pembela. Perhisaban itu dimulai dari soal tanya jawab, lalu membaca buku catatan harian, kemudian melihat foto-foto, mendengarkan rekaman, lalu  timbangan raksasa yang  menimbang kebajikan dan kejahatan dari yang sekecil-kecilnya sampai yang sebesar-besarnya. (5) Periode pembalasan, yakni keadaan di mana  setiap orang setelah dihisab atau diadili, akan mendapat  pembalasan dari apa yang mereka perbuat selama hidupnya di dunia. Perbuatan yang baik akan dibalas Allah dengan kebaikan. Perbuatan jelek akan dibalas Allah degan kejahatanpula. Allah maha adil, Allah maha bijaksana. DI sinilah ada dua kelompok, yakni  orang yang masuk surga, dan orang yang masuk neraka. 

0 Komentar:

Posting Komentar

Berlangganan Posting Komentar [Atom]

<< Beranda